Mengapa Tidak Ada Media Online yang Mengalahkan Detik? [2]

DetikComTulisan Part[1] ku dikutip sama Pak Nukman (CEO Virtual Consulting). Aku sendiri sebenarnya tidak berniat membuat part [2] nya, tetapi setelah baca komentar di blognya Pak Nukman, aku tergelitik untuk membuat tulisan keduanya. *Ceritanya nyambung komentar saya di Blog Pak Nukman nih. Jadi ada baiknya baca komentar itu dulu, baru sambung kesini..

Untuk OkeZone, Kompas, Perempuan.com, dll saya pernah dengar kabar dari temen2 kalo orang2 dibelakangnya juga mantan orang Detik. CMIIW deh.. Tapi tetap gak menang tuh?

Kalau saya bilang, memang butuh “figur” baru yang bisa mengalahkannya. Bukan mee-too dari Detik. Atau sekadar mengisi kelemahan Detik. Lalu bagaimana?

Lupakan Detik, buatlah konsep kita sendiri, yang original, fresh, yang sesuai dengan kebutuhan dan kriteria lain yang harusnya ada bagi media berita online. Terserah apakah Detik sudah/belum menerapkan itu.

Google sebagai search engine, *menang dari Yahoo, bukan karena mee-too nya Yahoo kan?

Detik pun “sepertinya” mencari wartawan bukan dari mereka yang sudah piawai jadi wartawan di dunia online. Tapi mereka yang bener – bener baru, belum teracuni habbit dunia online. *Eh.. iya enggak sih Pak Nuk?

Lalu mengapa portal berita baru juga tidak mencari orang baru?

Susah mencari orang baru? Nih ada saya.. *hua..ha…ha.. =D, baru teracuni Linux aja kok..

11 Comments

Add yours

  1. interesting.
    keren juga tulisanmu ini.

  2. nah.. ituh dia to.. memang lebih cepat jika kita menggunakan konsep yang sudah ada.. tapi efek ya memang kalah populer dengan yang pertama kali menggunakan konsep ituh. misalkan saja to.. FS yang sampe sekarang masih ngetrend di indonesia.. coba saja ada yang bisa bikin seperti FS n menyediakan API untuk memindahkan seluruh database yang telah berada di FS. yah bisa dibilang seperti WordPress yang bisa import dari mana2 :D.

  3. @agung: Aku mo ngomentari contoh ttg FS. Bener banget Gung, itu juga mengapa GMail bisa menyerobot pengguna Yahoo Mail, karena dia nyediakan tool buat import Data email address di Yahoo ke GMail.

    Tapi khusus untuk Indonesia, menurutku walaupun dia pasang API kaya Facebook, gak ngaruh banget tuh. Kan kebanyakan pengguna aktifnya “seragam merah putih, putih biru, dan putih abu – abu”. Mahasiswa pun yang gak geek.. Tul gak?

  4. klo udah teracuni sama fruity loop bisa kerja di detik gak ya??

  5. @pgn cpt lulus : bisa.., jadi cleaning service aja ntar.. ha..ha

  6. wah asyik niy, sambung menyambung..

    @okto#3: bener banget tuh, sebenernya apa ruginya sedikit “terbuka”.

    Sebenernya tertarik sama perbandingan traffic (reach, rank, pageviews)
    detikcom vs kaskus.us
    http://www.alexa.com/data/details/traffic_details/detik.com?site0=detik.com&site1=kaskus.us&y=r&z=3&h=300&w=610&range=1y&size=Medium

    dari link diatas bisa dilihat dalam 1 tahun kebelakang, kaskus cuma kalah tipis di reach, dan itupun total perolehan detik pada perbandingan diatas, 38% lari ke forum.detik.com.

    Fakta menarik bukan, betapa nantinya media semacam forum bakalan rules the net. Media semacam forum punya pembaca setia, yang fanatik terhadap topik-topik tertentu di dalamnya.

    Kita bisa bayangkan, News@Forum, atau malah News yang bisa dibahas di forum,
    bentuk lain dari kebebasan berpendapat, sorry but comments section really s**ks

    hmm… apakah ini bentuk lain dari Citizen Journalism?

  7. oh iya nambahin, buat yang kurang paham istilah-istilah di Alexa, here’s the clue:
    http://www.alexa.com/site/help/traffic_learn_more

  8. Okto Silaban

    3 March 2008 — 16:05

    @sarjono #6 : ya.. saya pernah tuh nampilin perbandingan trafiknya. Keren deh, kalau Kaskus bisa ngalahin Detik.

    Soal forum juga aku masih terkesima. Di saat negara – negara lain sibuk dengan aplikasi website yang keren – keren dan kreatif (web 2.0), disini justru model yang konvensional yang bisa menyalip trafik dari portal no 1 di Indonesia.. Aneh..

  9. @okto#8: Horas appara.. Jadi gatal juga pengen ikut nimbrung..
    Sebenarnya ga aneh kalau detik.com ada yang ngalahin. Umpama minuman, detik.com adalah jamu. Walaupun menyehatkan, tetap kalah laris dibanding minuman bersoda. Mudah-mudahan tidak berlebihan..

  10. keliatannya memang indonesia tahap perkembangan internetnya ketinggalan beberapa tahun…

    karena pengaruh trend bandwith juga sih. nanti klo bandwithnya makin murah & kenceng yg ngetrend juga ujung2nya aplikasi2 video atau web 2.0 yg keren2 n kreatif.

  11. Salam kenal Bang Okto….

    Saya mo komen ahh… kalo bang okto bilang lupakan detikcom bikin yang beda, maka akan muncul pertanyaan baru tuh bang ” apa sih yang belum ada di jagad maya ini? ”

    kebetulan saya awak astaga.com yang mencoba bangun dengan tertatih – tatih dan tanpa dukungan dana yang kuat… bahkan aje gile nya portal astaga yang baru sekarang ( reborn ) hanya didevel oleh satu orang programer, satu orang orang webmaster, satu orang desainer, satu orang sysadmin…hiks…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *