Year: 2007

Java, Jakarta, Gamelan, sekarang Jambi

Java, saya gak tahu di dunia kata ini lebih dikenal sebagai bahasa program atau sebagai salah satu pulau di Indonesia. Kemudian, mereka yang bergelut dengan Java, biasanya juga tahu atau paling tidak pernah membaca tentang Apache Jakarta Project. Kalau tidak salah (saya juga gak gitu tahu) ini adalah salah satu komponen buat Tomcat server (Java Server Pages – JSP).

Kemudian, masih berhubungan dengan Java, saya juga pernah tahu yang namanya Gamelan. Salah satu proyek dokumentasi seputar Java.

Dan sekarang (sebenarnya sudah agak lama sih), Trolltech mengeluarkan produknya Qt-Jambi. Trolltech ini adalah perusahaan yang membuat Qt. Kalau anda tidak tahu Qt, Qt ini adalah Framework yang digunakan untuk membuat desktop KDE dan sebagian besar program yang berjalan di KDE.

Hmm…, kalau perusahaan – perusahaan besar dunia di bidang IT menamakan produknya dengan kata – kata yang umum di Indonesia. Bagaimana dengan perusahaan / organisasi IT di Indonesia?

Selamat Hari Natal

Header blog ini sudah menyatakannya dari beberapa waktu lalu.., ijinkan saya untuk menyampaikannya dengan resmi..

Selamat Hari Natal

Tuhan memberkati..

YogYES.com – Tak Perlu Berwisata Modal Nekat di Jogja

YogYES.comIni kisah nyata saya dengan beberapa teman lama saya (teman SMP yang sudah tidak pernah bertemu selama 7 tahun).

Waktu itu malam hari, sekitar pukul 19.00 ada SMS dari Evan (temen lama ku itu), isinya “Ban.. , besok aku sampe di Jogja sama Lusi (temen lamaku satu lagi). Kami berangkat dari Bandung malem ini. Jemput ya.., eh iya aku nginep tempatmu ya..”

Kaget juga waktu bacanya. Soalnya kita sudah 7 tahun tidak pernah bertemu ataupun saling berkabar satu sama lain. Malah aku waktu itu belum ingat sama yang namanya Lusi.

Singkat cerita, mereka sudah di Jogja. Kemudian mereka minta ditemenin jalan – jalan ke tempat – tempat wisata di Jogja. Aku sendiri 4 tahun lebih kuliah di Jogja tidak tahu dimana saja tempat wisata di Jogja, selain yang standar semacam : Kaliurang, Keraton, Parangtritis, Candi Prambanan, Benteng Vredeburg, dkk. Akhirnya kelabakan sendiri, tanya – tanya temen sana – sini. Ditemani Fitri, temen SMP-ku yang juga kuliah di UGM, jadilah kami mengunjungi tempat – tempat wisata yang, jujur saya sendiri baru pertama kali mendatanginya. Jadi saya dan teman – teman lama dari Bandung itu sebenarnya sama – sama wisata.

Setelah mereka pulang ke Bandung, saya berpikir. Harusnya mereka bisa saya bawa ke tempat wisata yang lebih “berasa”. Yang enggak standar, dan berkesan. Tapi dimana aku bisa dapat informasinya.. Kepikiran sesaat untuk membuka Google. Dan.. “Arrrgghh……!!! Bukankah ada situs YogYES.com ??!! Saya tahu situs ini. Tetapi mengapa saya tidak melihatnya terlebih dahululu sebelum menemani mereka berwisata.. ”

YogYES punya kampanye yang namanya Tour de Djokja. Disini diulas puluhan tempat wisata yang ada di Jogja (kalau gak salah data ini pun diupdate dan bertambah terus. Dan ini dilengkapi dengan fitur teranyar dari mereka : Yogyakarta Map. Suatu fitur yang sangat luar biasa. Saya belum menemukan situs katalog wisata lainnya yang dilengkapi fitur peta interaktif seinformatif YogYES.

Jadi kalau anda punya rencana berwisata di Jogja, saya rasa dengan mengikuti petunjuk Tour de Djokja ini anda belum puas menikmati Jogja dalam waktu sebulan..

Dan lain kali kalau ada kerabat anda yang minta ditemani berwisata, sepertinya YogYES.com harus jadi panduan utama. Soalnya hal ini tidak mungkin dilakukan dengan mengikuti petunjuk si situs 17,5M (my-indonesia.info)..

Review Situs – situs “Hebat” di Yahoo! POTW

POTWPOTW singkatan dari People Of The Web. Saya tidak tahu sudah berapa lama situs ini ada. Tetapi sepertinya belum lama. Situs yang beralamat di potw.news.yahoo.com ini berisi tulisan – tulisan “feature” mengenai website – website hebat. Bukan berarti harus situs – situs sekelas Facebook, MySpace, Detikcom(?), dll. Tetapi situs – situs yang punya pesan – pesan khusus dibaliknya, atau situs – situs yang mempunyai kisah atau sejarah yang luar biasa dibaliknya. Feature yang dimaksud di sini adalah feature dalam istilah jurnalistik.

Salah satu contohnya adalah review tentang situs Whateverlife.com. Situs yang cukup membuat gempar para “pencari uang” di internet. Pemiliknya adalah seorang gadis berumur 17 tahun, Ashley Qualls. Ia mendapat lebih dari $1 juta per tahunnya dari situsnya ini. Bung Pogung177.com juga pernah menulis tentang ini dalam blognya.

Atau mungkin anda perlu membaca situs ini juga : MyFreeImplants.com . Di sini adalah tempat dimana para wanita yang ingin melakukan implant pada payudara mereka (yang menurut mereka “maaf” kurang besar), tetapi tidak punya uang. Mereka akan mendapatkan uang melalui situs ini. Caranya setiap pria atau siapa saja bisa bergabung di situs ini dengan membayar sejumlah uang. Lama keanggotaannya beragam, ada yang satu bulan, tiga bulan, dsb. Dengan menjadi member situs ini, mereka bisa mendapatkan akses terhadap profil dan foto gadis – gadis tersebut (foto ketika mereka dalam keadaan “polos”) tentunya. Cukup gila memang. Kalau saya bilang sih ini PORNOGRAFI !!. Edan.. Read More

Linux Itu Udah Gak Gratis Susah Lagi Nginstallnya !

Seseorang : “Om.. , punya CD Linux gak? Aku minta ya.. Kan Linux gratis..” (sambil senyum – senyum gak jelas)

LabanUx : “Linux nya gratis bos.., tapi CD nya ya beli lah.. ” (curiga bakal panjang nih pembicaraannya..)

Seseorang : “Ahh.. Berarti bohong tuh cerita – cerita orang kalo Linux gratis. Katanya Linux itu gratis. Nyatanya beli juga.. ”

LabanUx : (dalem hati) “CD nya yang bayar…!!!”

Seseorang : “Terus kemaren aku dikasih tau temen buat liat – liat distro Linux di Distrowatch.com. Tau gak, disitu Linux dijual lho.. Malah di situsnya RedHat sama Mandriva, harga Linux nya mahal – mahal.. Berarti bo’ong dong cerita – cerita kalo Linux itu gratis..”

LabanUx : “Linux itu kernel bos. Inti dari OS. Linuxnya sendiri tetep gratis, kamu bisa download bebas dari kernel.org. Dari kambing.ui.edu juga bisa. Nah yang dijual sama RedHat, Mandriva, atau SuSE itu layanan lainnya. Misal : layanan support, atau program lain yang dibuat sama distro tersebut untuk memudahkan user nya pakai Linux. Karena program itu yang buat mereka sendiri, ya terserah mereka.” (dengan gaya sok intelek)

Seseorang : “Mmm.., dasar pembohong.. Intinya gak gratis berarti.. ” (Sambil ngelus – ngelus dagu.., pede..) Read More

Ribut – ribut Situs Rp 17.5M

Visit Indonesia 2008Dimana – mana belakangan ini banyak saya baca postingan tentang ribut – ribut situs My-Indonesia.info (lagi – lagi situs resmi dari Indonesia yang tidak pakai domain .id). Website yang dengar – dengar dikembangkan (dan eksploitasi) oleh Indo.com ini merupakan situs resmi kampanye pariwisata Indonesia dengan tag line “Visit Indonesia 2008”. *Gimana mau mengunjungi Indonesia tahun 2008 jika sekarang saja informasi tentang pariwisata di Yogyakarta masih kosong?

Protes disana – sini terdengar, mulai dari dunia blog, milis sampai di burjo dan angkringan. Tetapi salah satu ulasan yang cukup mendalam mungkin bisa anda mulai dari blog nya Ray.

Saya dengar juga bahwa 17.5M itu tidak hanya untuk development saja. Tetapi sudah termasuk biaya promosi. Mungkin bisa saja benar. Jika dianggap tiap propinsi di tiap negara di dunia mendapat mini-magazine yang high class tentang situs ini, berarti wajar angka segitu bisa dicapai. Tapi dengan tampilan dan informasi situs seperti itu.. rasanya gimana gitu ya?

Butuh pembanding situs pariwisata Indonesia? Lihatlah YogYES.com Kalau anda mengerti website anda bisa lihat, baca dan rasakan perbedaannya.. Dan yang jelas Bung Agus (Founder YogYES.com) tidak mengeluarkan dana sampai 17.5M untuk pengembangan, promosi, maintenance, marketing dan service situsnya. Menurut anda?

Jamendo.com – Sebuah Contoh Nyata Musik Gratis dan Legal

Jamendo.comDulu saya sempat menulis sebuah konsep tentang kira – kira seperti apa industri musik(Indonesia khususnya) nantinya. Silahkan dibaca disini. Detail konsepnya memang tidak saya tulis. Tetapi intinya saya menginginkan (atau ingin membuat) situs yang berisi koleksi lagu – lagu (baik dalam format mp3 maupun ogg) dari musisi – musisi Indonesia. Tetapi bukan yang bajakan, atau ilegal. Melainkan legal. Jadi yang saya harapkan si pemilik lagu sendiri yang mengupload lagunya disini. Dan disediakan bebas untuk didownload secara gratis. Dan lebih jauh lagi, saya menginginkan agar website ini harus dibangun di atas sistem operasi Linux, dengan software – software legal. Untuk hal ini saya tidak tahu apakah Jamendo juga melakukan hal yang sama, mengingat pendirinya juga adalah seorang Linuxer (founder dari Lynucs.org). Ia juga teman dari Gael Duval (pendiri distro Mandrake Linux), yang sudah keluar dari Mandrake dan membuat distro baru Ulteo.

Sebagian musisi mungkin akan khawatir dengan hak cipta lagu dalam website Jamendo tersebut. Tetapi ini bisa ditangani dengan model lisensi dari Creative Commons License. Sedangkan mengenai bagaimana si musisi tersebut mendapatkan royalti/bayaran/ atau apapun yang intinya adalah “penghargaan” atas karya ciptanya, bisa dibaca pada tulisan saya tadi itu. Jamendo sendiri menyediakan opsi bagi hasil dari iklan di websitenya (dengan ketentuan tertentu) bagi musisi dan donasi dari user yang mendownload website tersebut.

Jamendo.com sendiri bagi saya merupakan “A Proof of Concept” dari apa yang saya bayangkan. Dan Jamendo melakukannya dengan sangat baik. Dan tidak hanya bagaimana musisi mendapat uang atas hasil karyanya yang di jelaskan dengan transparan, tetapi bagaimana Jamendo menghasilkan uang dari website nya tersebut pun dijelaskan.

Bagi para musisi, di Jamendo.com anda bisa mengupload lagu – lagu hasil karya anda sendiri. Syaratnya Read More

Lebih dalam Tentang Ubuntu

UbuntuPada awalnya saya sedang mencari dokumentasi tentang MEPIS. Tetapi akhirnya malah kesasar pada tulisan tentang Ubuntu. Ada beberapa hal yang saya baru tahu (lebih detail), mungkin para ubuntuers juga ada yang belum tahu :

1. Ubuntu LTS (Long Term Support)

Rilis Ubuntu dengan label LTS (seperti : Dapper Drake), berarti rilis ini akan disupport oleh Canonical selama 3 tahun untuk desktop, dan 5 tahun untuk server. Tetapi support ini hanya untuk update security, jadi bukan update aplikasi. Inilah yang menyebabkan MEPIS yang sempat mengganti basisnya dari Debian ke Ubuntu, tetapi akhirnya kembali menggunakan Debian sebagai basis distronya. Read More

Indonesia Memenangkan Mondialogo Engineering Award 2006/2007

KAMASE @ Mondialogo Engineering AwardThomas Ari Negara baru saja pulang dari Mumbai, India sewaktu saya menemuinya di kos – kosannya yang hanya berjarak sekitar 50m dari kos saya. Dia mewakili tim dari KAMASE (Komunitas Mahasiswa Sentra Energi) – Jurusan Teknik Fisika UGM untuk mempresentasikan proposal hasil penelitiannya mengenai potensi penggunaan Tenaga Surya sebagai pembangkit listrik untuk daerah Panggang, Bantul, Yogyakarta. Tim KAMASE ini terdiri dari : Thomas Ari Negara, Bayu Utomo, Eri Wijaya, Ahmad Fajar – (Fisika Teknik 03) dan Elsa Melfiana (Teknik Nuklir 03).

Proposal hasil penelitian tim KAMASE ini diikutkan dalam ajang tahunan Mondialogo Engineering Award. Untuk seleksi awal, tim KAMASE berhasil masuk dalam 30 nominasi terbaik dari seluruh dunia. Dan setelah melalui berbagai tahap seleksi, termasuk presentasi di Mumbai – India tersebut, akhirnya tim KAMASE berhasil masuk dalam 10 yang terbaik, dan berhak mendapatkan dana proyek sebesar 20.000 Euro.

KAMASE tentunya tidak bekerja sendiri. Mondialogo Engineering Award ini mensyaratkan tim yang dibentuk harus merupakan kerjasama dari negara berkembang dan negara maju. KAMASE akhirnya mendapatkan partner dari Curtin University of Technology, Australia dengan fasilitasi dari Ahmad Agus, ST, M.Sc (dosen Jurusan Teknik Fisika – UGM) yang sedang melanjutkan studi PhD nya di Australia. Tim dari Australia selain Ahmad Agus, ST, M.SC adalah : YU Zhao, Susanne Sugiarto, Richard Barnett dan satu orang dari Iraq, Hussam Khalaf.

Hal menarik yang ditekankan Thomas adalah penelitian yang masuk dalam Mondialogo Engineering Award bukanlah teknologi yang super modern dan futuristik seperti dalam jurnal – jurnal ilmiah (nanoelektronik, bioelektronik, astronomi modern, teknologi internet, nuklir, dll). Melainkan teknologi – teknologi sederhana, tetapi yang berpengaruh langsung pada masyarakat luas. Seperti penelitian tim KAMASE yang mengambil lokasi daerah Panggang, Bantul. Daerah ini kesulitan sumber listrik dan suplai air setelah pasca Gempa Jogja Mei 2006 lalu.

Penelitian KAMASE ini adalah merancang bagaimana menggunakan energi terbarukan (energi angin, mikrohidro dan tenaga surya) untuk menyediakan sumber energi dan suplai air yang berkelanjutan bagi daerah Panggang, Bantul, Yogyakarta. Dengan begitu proses recovery daerah ini setelah Gempa Mei 2006 Jogja lalu bisa berjalan dengan baik.

Tentang India

“Ahh.., jebule India ki podho wae karo Indonesia. Malah ketoke isih mendingan Indonesia.. Tenan..”. Begitu ujar Thomas ketika ditanyakan apa kesannya tentang India. Dalam Bahasa Indonesia kurang lebih terjemahannya “Ah, ternyata India itu sama aja dengan Indonesia. Malah kayanya masih mendingan Indonesia.. Beneran..”. Saya akhirnya percaya setelah melihat rekaman di handycam yang dia bawa saat ke India.

Lebih lanjut dia bercerita “Aku bingung lihat orang – orang disana. Aku sempat ngelewatin satu daerah. Jadi di satu jalan panjang itu, ada orang – orang banyak boker di pinggir jalan itu gitu aja.. “. Hah?!! Anda tidak percaya.., coba saja tanya kenalan anda yang pernah ke Mumba, India.

Terlepas dari “kebiasaan” orang India yang aneh tersebut, mulai sekarang sepertinya kalangan akademisi di Indonesia harus kembali disadarkan tentang pentingnya teknologi sederhana dan penerapannya. Teknologi maju seperti Mainframe, Clustering multi PC, Reaksi Fusi, MicroRobotic, Hydroelectric, dsb akan menjadi tidak berguna ketika anda berada di daerah pedalaman Indonesia. Dimana jangankan listrik, atau baju, kain saja tidak ada. 20 km dari Kota Mojokerto saja banyak daerah yang belum tersentuh listrik. Di Propinsi Jambi, masih sering terjadi pemadaman listrik bergilir. Kita memang harus berjalan, tetapi sebelum berjalan pastikan anda punya kaki..

Foto : Thomas (baju batik), Ahmad Agus, ST, M.Sc (memegang mic) . Foto diambil dari situs Mondialogo.org

Canonical Inspirasi Model Perusahaan OpenSource bagi Drupal (dan Kita?)

Drupal CMSDries Buytaert, pencipta dari Drupal CMS (Content Management System) baru saja mendirikan perusahaan startup, Acquia. Bidang perusahaan ini tentunya masih di seputar Drupal. Lebih lengkapnya bisa dilihat di FAQ nya.

Drupal sendiri berlisensi GPL, sama seperti Linux. Dan Drupal juga mempunya varian (distro), salah satunya (dan satu – satunya yang saya tahu) CivicSpace. Jika di Linux distro satu dengan yang lainnya yang membedakannya adalah paketan software – software yang dibawanya (termasuk manajemen paketnya), di Drupal pun seperti itu. Perbedaan CivicSpace dan Drupal adalah paketan modul – modul yang menyertainya.

Saya sendiri dulu juga sempat bertanya – tanya, banyak perusahaan pengembang web & Drupal Support yang berkembang dan telah terbukti menghasilkan bisnis yang bagus. Di antaranya adalah Lullabot, yang mengembangkan web MTV Inggris dengan CMS Durpal. Tetapi mengapa si penciptanya sendiri tidak membuat perusahaan serupa, dan tetap asyik saja menjalani kuliah PhD nya. Dan pertanyaan saya terjawab sudah. Bukannya tidak, tetapi belum (walaupun tidak serupa).

Canonical (Ubuntu Linux)

UbuntuCanonical Ltd. sendiri sebuah perusahaan di bidang opensource yang cukup unik. Berbeda dengan pendahulunya yang telah sukses RedHat dan Novell, perusahaan yang digawangi oleh Mark Shuttleworth ini tidak membuat edisi enterprise dan edisi umum (public). Tetapi Read More

Wakoopa.com – yang Tahu Software

Wakoopa.comTerjemahan bebasnya memang jadi aneh. Aslinya sih tag line nya : Wakoopa knows software.. Situs ini didirikan oleh dua orang anak muda yang saat ini masih berumur dibawah 25 tahun (!). Wakoopa yang berkantor di Belanda ini memiliki halaman About nya yang menurut saya pribadi sangat menarik. Tak hanya tulisan, tapi disertai gambar. Jadi kita bisa melihat lebih dekat. Coba saja bandingkan dengan situs – situr lainnya, bahkan yang mainstream sekalipun, sekelas Google dan Yahoo!, tidak disertakan foto – foto kantor mereka di halaman About nya.

Dari beberapa sumber di internet, disebutkan juga kalau Wakoopa dibangun dengan Ruby on Rails (sepertinya RoR memang makin menguasai pasar ya..). Tetapi di webnya sendiri tidak saya temukan pernyataan itu.

Seperti kebanyakan situs jejaring sosial, konsepnya adalah user generated content. Dan tidak berhenti sampai disitu, Wakoopa juga menyediakan API bagi membernya. Sepertinya ketersediaan API mulai menjadi standar baru Web 2.0 ya?

Wakoopa ini sendiri merupakan situs social network (jejaring sosial?). Bedanya sama Friendster, MySpace, Facebook? Pada dasarnya sama, yang bikin beda cuma dia menargetkan ke pengguna spesifik. Seperti HuiTalk.com (khusus buat saling belajar berbagai bahasa), ProjectOpus.com (khusus buat saling bertukar & berjual beli lagu – lagu sendiri). Kalau Wakoopa mengkhususkan pada pengguna software. Lho? Semua pengguna komputer pasti pengguna software kan?

Tadinya aku juga agak bingung, ternyata konsepnya seperti ini : Read More

Kami Tak Takut pada Google ! (& Microsoft?)

Quintura.com“We are not afraid of Google!.. from Quintura with Love”

Begitulah iklan Quintura.com pada situs ReadWrite.com. Pada awalnya saya bingung, ini maksudnya apa? Apa mereka juga search engine juga? Akhirnya saya tekan Ctrl+Tab di Iceweasel (Firefox di Debian Linux) saya. Dan dugaan saya ternyata benar. Ini adalah search engine.

Quintura sendiri sepertinya tidak menggunakan engine mereka sendiri, di bagian FAQ nya mereka menyebutkan bahwa mereka menggunakan teknologi Yahoo! Index. Kalau kita melongok ke bagian History disebutkan juga kalau Quintura ini diawali dengan penelitian mereka mengenai neural network saat mereka masih menjadi mahasiswa (tahun 1989). Jadi bersemangatlah kalian kita yang masih meneliti di perguruan tinggi ini, siapa tahu nanti menjadi sukses dengan bekal ilmu itu.. (*menyemangati diri sendiri..).

Kembali ke iklan tadi. Aku sendiri tidak tahu apakah iklan tersebut resmi dari Quintura (sepertinya sih iya..). Tetapi iklan yang betul – betul frontal ini memang menggugahku untuk mengkliknya, dan mencobanya.

Lalu bagaimana cara mengetes suatu search engine itu sudah bekerja baik atau belum? Saya sendiri mempunya trik pribadi. Saya mencoba mencari dengan kata kunci “Okto Silaban”. Eitss sabar.. Bukan.., bukan mau narsis kok.. Pertimbangannya gini. Di Internet ini banyak sekali informasi, jadi kalau kita mencoba dengan menggunakan kata kunci yang umum seperti “cars reviews, lowongan kerja”, dll.. tentu saja ada hasilnya. Lalu bagaimana jika diberikan kata kunci yang tidak umum.., atau diisi dengan nama anda masing – masing? (kecuali nama anda pasaran ya..) Jika dia berhasil menemukan halaman yang benar, saya anggap search engine tersebut bisa menjadi alternatif Google.

Lalu kok ada embel – embel Microsoft di judul tulisan ini? Saya terinspirasi untuk membuat banner serupa buat para Linuxer. Dengan tulisan “We are not afraid of Microsoft.. from Linuxer with Love..!”. Keren kali ya?