Month: September 2008

Kenalilah Anak Anda

Cannabis SativaBukan karena saya sudah punya anak, ataupun berencana mau punya anak dalam waktu dekat ini.. Saya cuma miris dengan beberapa kejadian yang saya lihat dan saya tidak melakukan apa – apa untuk memperbaikinya, tapi cuma menulisnya di blog ini.

Sewaktu saya duduk di bangku SMP, saya pernah bergabung dalam sebuah band dengan beberapa teman dari SMA lain. Waktu itu saya kejatuhan tugas jadi vokalis. Lagunya Sweet Child O’ Mine (Gun N Roses) dan Mawar Merah (Slank), untuk suatu acara pentas seni SMP. (jangan salah, suara saya sekarang masih sejelek dulu kok..)

Setelah latihan ngeband, saya dan teman – teman nongkrong di rumah salah seorang gitaris kami. Di kamarnya sambil ngobrol gak jelas ngalur ngidul, si gitaris mengambil tape recorder nya. Dia menyetel lagu “Si Hebat” dari /rif. Waktu itu saya dan dia memang ngefans berat dengan /rif.

Selesai ngulik lagu, teman saya itu mengambil obeng dan mulai mempreteli bagian belakang tape recordernya. Saya cukup bingung waktu itu.  Sepenglihatan saya tidak ada yang rusak dengan tape recorder itu. Ternyata di dalam tape recorder itu ada gumpalan kertas koran yang diikat dengan karet gelang. Si gitaris mengeluarkannya dan menyerahkannya pada si drummer. Pelan – pelan kertas itu dibuka. Dan saya lihat di dalamnya ada lipatan – lipatan kertas koran yang sangat rapi dan sangat banyak jumlahnya. Si drummer membagikannya ke yang lain. Waktu itu saya sedang asyik menghapal 12 Bar Blues.

“Yo.. dimulai yo.. “, ujar si gitaris sambil membagikan kertas lintingan rokok. Koran dengan lipatan kecil itu pun dibuka, dan terlihatlah daun – daun yang sudah dicincang dan dikeringkan. Selain itu juga tampak beberap biji kecil. “Tembakau spesial..”, kata yang lain sambil terkekeh – kekeh.. Kalau seingat saya sih itu namanya Cannabis Sativa. Si basis sempat berujar, “Eh To.. tapi kamu jangan ‘nyanyi‘ ya.. “, sambil memberi senyum penuh tanda.. Read More

Mencoba Ngeblog Gambar dari Flickr

KOMPAS CYBER MEDIA

KOMPAS CYBER MEDIA,
originally uploaded by labanux.

Walaupun sudah tahu Flickr dari sejak lama, baru kali ini pertama kalinya saya mencoba layanan Flickr.

Ini sebenarnya cuma sebagai test posting. Kebetulan gambar yang ada di desktop saya adalah screenshot desain Kompas.com yang lama. Jadi ya.., buat percobaan screenshot inilah yang kuposting.

*hari genee.. baru nyoba Flickr??

BuddyPress = Blog + Social Network

BuddyPressMau bikin blog? Bisa daftar di WordPress.com

Mau bikin layanan kaya WordPress.com (blognetwork)? Silahkan download scriptnya di MU.wordpress.com

Mau bikin blog sendiri, dengan hosting sendiri? Silahkan download engine WordPress nya di WordPress.org

Enak ya sekarang, berbagai script jadi udah tersedia..

Apa? Mau bikin portal berita? Bisa tuh pake Drupal..

Mau bikin social network? Pake tuh Dolphin..

Kalau mau bikin blognetwork + socialnetwork? Naahh.. bisa tuh pake BuddyPress.

BuddyPress

Jika nanti ada social network baru lagi, kira – kira orang – orang mau join gak ya? Soalnya mendaftar di social network baru sama dengan : mengisi profil lagi, mengupload foto – foto narsis lagi,  “add friend” lagi, dst.. Repot kayanya ya.Tapi gimana kalau WordPress.com (yang penggunanya sangat banyak itu) ber-“transformasi” menjadi social network? Atau mungkin istilahnya “di-extend” kali ya…

Saya rasa para pengguna WordPress.com pun tidak akan keberatan. Mereka tinggal mengisi tambahan form yang ada, kemudian sudah bisa saling add blog temannya. Kalau dulu cuma bisa saling comment, sekarang bisa saling add sebagai teman juga.. Asyik ya.. Nah, sepertinya itu yang mau dituju sama BuddyPress.

Saya bertanya – tanya, apa WordPress sedang berusaha merebut pasar social network ya? Mmm..

Btw, terus bedanya apa dong sama MySpace atau Friendster, kan mereka juga punya fasilitas blog?

> Itu dia.. Kalau MySpace atau Friendster itu social network yang ada fitur blog nya. Kalau BuddyPress, blog yang ada fitur social networknya 😉

Jadi penasaran, kira – kira nanti DagDigDug atau BlogDetik ikutan jadi bentuk seperti ini gak ya?

Menjadi Orang Lain Lewat Tulisan

Pernah gak anda chatting dengan orang yang baru dikenal lewat YM. Itupun kenalnya lewat internet. Dari ngobrol di YM nya sih asyik.., nyambung.., hangat.. Begitu juga ketika membaca blog seseorang yang isinya lucu, asyik, dan bikin penasaran. Tetapi ketika bertemu orang aslinya, kok ya bisa beda banget.. Kadang ada yang pendiam, kadang ada yang gampang tersinggung, ada juga yang jayus, dll.. Walaupun kadang ada juga yang aslinya ternyata lebih banyol dari tulisan di blog ato YM.

Nah keterbalikannya juga terjadi. Kadang – kadang chat dengan orang yang baru dikenal. Nanyanya ngasal, gak jelas arahnya, ngalur ngidul, dst.. Tapi begitu ketemu orangnya yang asli, ternyata orangnya asyik.

Ini tidak hanya untuk orang yang baru dikenal saja. Beberapa kali saya terperanjat membaca blog yang tulisannya kesannya kasar, arogan, atau kadang gak nyambung awal dan akhirnya. Padahal saya tahu betul pemilik blog itu. Dan orangnya sangat jauh dari kesan dari tulisannya itu. Kadang juga sebaliknya. Saya punya kenalan yang sangat pendiam, jarang ngomong, dan sangat perasa. Tapi begitu nulis di blog kok kesannya ceria, hangat, dan lucu.. Ada lagi seorang kerabat yang ketika diskusi sulit sekali mengungkapkan pendapatnya. Tetapi begitu menengahi suatu permasalahan di milis, tulisannya benar – benar berwibawa dan cerdas.

Saya rasa anda juga pernah menemukan hal serupa..

So, never jugde people from his/her blog..

Bagi – bagi Partisi di Linux

Langsung saja. Ini lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang partisi di Linux.

Partisi saya adalah sebagai berikut :

/dev/sda1 : Wincrot
/dev/sda2 : Linux
/dev/sda5 : ADATA
/dev/sda6 : BDATA
/dev/sda7 : EXTRA
/dev/sda8 : Swap

Partisi Linux dan Wincrot dibuat pada saat instalasi. Sedangkan partisi sisanya dibuat belakangan dengan program GParted (di Ubuntu Linux).

Tujuan : Saya mau punya partisi yang pemakainnya semudah di Windows (Drive D, Drive E, Drive G, dll).

Catatan : Semua isi tulisan ini berorientasi pada distro Ubuntu Linux dengan desktop GNOME.

Analogi dengan Windows Explorer, maka di GNOME file browser (Nautilus), saya rasa bentuknya akan menjadi seperti ini :

Nautilus Explorer

Nah agar bisa jadi seperti itu, caranya : Read More

Pentingnya Membagi Partisi di Linux

GParted LinuxSaya seringkali menemukan pengguna Linux yang hanya menggunakan 1 partisi untuk keseluruhan Linuxnya. Kemudian untuk menyimpan data, biasanya dilakukan dengan membuat direktori – direktori khusus di dalam direktori HOME nya. (Contoh : /home/laban/kerjaan, /home/laban/foto). Ada juga yang membaginya menjadi dua bagian : / (root) dan /home.

Apakah salah membagi partisi seperti itu?

Tentu saja tidak.. Tapi kalau bagi saya pribadi tidak aman.. Begini contoh kasusnya (pengalaman pribadi sih).

Contoh Kasus I

Saya menginstal Ubuntu Linux. Dan semua kerjaan saya di linux ini ya saya simpan di partisi Linux ini. Preview partisinya kurang lebih begini :

/dev/sda1 : Linux

/dev/sda2 : Swap

Di folder home user (/home/laban), saya buat direktori tempat saya menyimpan file – file saya : (/home/laban/web, /home/laban/gambar, /home/laban/surat-surat)

Suatu hari, saya bermain – main dengan compile kernel. Setelah selesai saya restart. Dan ternyata Kernel Panic..! Saya tidak bisa masuk ke Linux. Dan bodohnya, saya tidak punya backup image kernelnya yang lama..

Beberapa trik sebenarnya bisa dilakukan agar saya bisa kembali lagi menggunakan Linux itu. Tapi pengalaman saya sendiri, susah mencari dokumentasinya. Tanya di forum dan milis, belum tentu bisa dapat jawaban yang benar dalam waktu cepat. Percaya atau tidak, saya lebih memilih untuk melakukan instal ulang.

Tapi tunggu.., kalau install ulang, berarti /dev/sda1 di format semua dong? Gimana dong datanya?

> Hmm… tenang saja. Kan bisa pake Live CD. Dengan Live CD partisi di hardisk kan bisa dibaca.

Tapi di copy kemana?

> Oh iya ya.., kan partisinya cuma satu. Oh iya.., diburn aja ke DVD. LinuxMint itu kalo gak salah bisa ngeburn DVD kok.

Lha, kan DVD-ROM nya dipake buat jalanin Live CD nya..

> Ouchh…

Contoh Kasus II

Saya menginstal Ubuntu Linux. Dan semua kerjaan saya di linux ini ya saya simpan di partisi Linux ini. Preview partisinya kurang lebih begini : Read More

Dotcom DeJavu

Entahlah, setelah tahu situs GaulCerdas.com saya kok merasa DeJavu ya.

Ada yang ingat TemanSter.com? Ketika Friendster.com sedang naik daun, situs ini muncul. Dengan User Interface (antar muka) dan desain yang sangat mirip.

Mudah – mudahan tidak jadi StudiVZ berikutnya.

Kutipan dari GaulCerdas.com :

TAHUKAH ANDA ???

  • MySpace menghasilkan sekitar USD 67 juta sebulan dari iklan yang terpasang di webnya
  • Facebook menghasilkan sekitar USD 12 juta sebulan
  • Friendster menghasilkan sekitar USD 20 juta sebulan

Tetapi para anggota tidak mendapatkan uang sedikitpun dari penggunaan web tersebut diatas, walaupun mereka mengundang teman untuk bergabung, menulis blog, upload photo dan video

Dikutip dari commen pada postingan MbelGedez :

gaulcerdas.com adalah REVOLUSI situs jaringan sosial yang BERBAYAR, untuk keanggotaannya rp. 100ribu rupiah, berlaku seumur hidup, bisa mendapatkan seluruh fasilitas mirip friendster (buku harian, chat mesenger, forum, upload photo, video, ganti skin dll)

Harapan saya sih desain GaulCerdas.com sekarang ini cuma sementara. Nantinya mereka akan menggunakan desain sendiri dan punya sistem yang bisa membuat usernya bisa mendapat sedikit uang dengan jadi pengguna web tersebut (tapi bukan dengan metode Piramida). Kalau GaulCerdas bisa mewujudkannya, bisa jadi nomor satu tuh di Indonesia. Fupei dan AkuCintaSekolah harus waspada.. 😉

Pengalaman Upgrade Hardisk Laptop di Linux

Tadinya saya mau kasih judul Panduan Singkat Upgrade dst.. Tapi kok kesannya seperti kebanyakan buku – buku IT di Indonesia yang berjudul Panduan Lengkap bla.. bla.. , padahal isinya gak ada lengkap – lengkapnya. Jadi, beginilah judulnya sekarang.

Ok, ceritanya gini. Tanggal 27 Agustus kemarin, saya membeli hardisk laptop SATA, bermerk Hitachi, dengan kapasitas 160GB. Kenapa Hitachi? Karena katanya orang – orang di forum – forum dan teman yang yang ngerti komputer, hardisk notebook internal Hitachi itu bagus (karena saya gak ngerti komputer, saya manut aja kata mereka). Kenapa 160GB? Karena kalo 250GB takut notebooknya gak kuat.. (*emang bisa ya gitu?). Kenapa tanggal 27 Agustus belinya? Aah.. gak usah dibahas.

Hmm.. baiklah. Jadi notebook saya sebelumnya kapasitas hardisknya hanya 60GB. Kemudian saya mau hardisk saya yang lama ini dijadikan hardisk internal (biar bisa copy film dan lagu – lagu dari warnet). Dan hardisk yang baru itu jadi hardisk primary saya.

Masalahnya, saya tidak mau install ulang Linux saya. Konfigurasi di dalemnya sudah benar – benar kustom. Males rasanya harus backup konfigurasinya satu – satu. Selain itu, juga karena teman saya yang nista bin biadab itu (he..he..) sedang pulang kampung. Sementara, dialah salah satu kolektor ISO Linux di Jogja. Jadi kalo saya mau install program di luar CD installer Ubuntu, saya tidak punya repo nya. Kok gak apt-get ke kampus ajah? Ya gak enaklah, kan sudah bukan … emmm.. ah sudahlah.. 😉

Intinya saya ingin agar hardisk 160GB itu isinya sama dengan hardisk 60GB saya. Cuma bedanya kapasitasnya beda.

Partisi hardisk lama saya :

/ (root) (primary): 5.5GB, ext3

ADATA (extended) : 15GB, ext3

BDATA (primary) : 15GB, ext3

LAGU (primary) (jangan tanya legal ato enggak) : 8GB, fat32

Swap (extended): 1GB, swap

MS Wincrot (primary) : 10GB, ntfs

Dan saya mau partisi hardisk 160GB saya jadi :

/ (root)  (primary) : 10GB, ext3

ADATA (extended):  50GB, ext3

BDATA (extended) : 50GB, ext3

EXTRA (extended) : 31GB, ext3

Swap (extended) : 1GB, swap

MS Wincrot (primary):  10GB, ntfs

Sebenarnya ini “semudah” melakukan clone hardisk atau clone partisi kan? Saya kira juga begitu. Tetapi ternyata tidak, karena sebagian partisi yang di hardisk lama primary, sedangkan di hardisk baru saya mau jadi extended.

Langkah Prapercobaan

Hardisk lama saya keluarkan, saya pasang ke casing hardisk eksternal (yg saya beli seharga 70rb, tapi kabel USB nya kualitas ecek – ecek.. ). Hardisk baru saya pasang ke laptop.

Jadi hardisk di notebook saya kosongan, dan yang berisi OS dan data ada di External Case.

Perhatian, ini tulisan yang cukup panjang.. bersiaplah.. 😛 Read More

YogYES.com Kenalkan “YogYES T-Shirt”

YogYES T-ShirtYogYES.com baru saja mengeluarkan produk baru, namanya YogYES T-Shirt. Atau kalau mau mudah nyebutnya : Kaos YogYES.

Jelas memang kalau kaos ini dijual sebagai salah satu merchandise khas Jogja. Tetapi berbeda dengan kaos lainnya, yang sudah menjadi icon Jogja, kaos YogYES tidaklah berisi berbagai banyolan, guyonan, ataupun kata – kata lucu. Sebaliknya, Kaos YogYES malah memberikan suatu informasi serius (bukan guyon), tetapi yang unik dan jarang diketahui banyak orang. Tapi tulisan tersebut tetap dikemas dalam bentuk yang indah dan menarik tentunya.

Lihat saja contoh kaos di atas, bertuliskan informasi bahwa Sungai Bengawan Solo yang terkenal itu, dulunya bermuara ke Pantai Sadeng, Gunung Kidul, Yogyakarta. Tetapi karena desakan pergerakan lempeng Australia di bawah pulau Jawa, sisi selatan Jogja pun  menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Ini menyebabkan perubahan arah aliran Sungai Bengawan Solo. (Saya juga baru tahu waktu Kaos itu sudah berada di kamar saya 😛 ).

Kaos YogYES yang asli hanya tersedia pemesanannya melalui webnya. Jadi kalau ada tukang becak yang menawari anda membeli kaos YogYES di sepanjang Jalan Maliboro, berarti itu palsu. (Kecuali kalo Mas Agus nyambi jadi tukang becak di Malioboro :D).

Buat blogger yang mau dapet kaos ini secara cuma – cuma, bisa dengan memasang widget Did You Know – nya YogYES. Ntar pemenangnya diundi tiap minggu selama bulan Oktober 2008 – Januari 2009. Kebetulan saya dapet kaosnya tanpa diundi he..he.. (thanks buat Mas Agus). Bung Isnaini , Ilham dan Jauhari juga dapet.

Tambahan, selain Jogja dan Bali, kabar – kabarnya Surabaya juga sekarang punya kaos khas Suroboyonan. Bedanya tulisannya.. ya.. khas Suroboyo-nan 😉 . Selain itu di Jambi juga baru dirintis kaos khas Jambi, namanya Temphoyac, diambil dari kata “tempoyak”, salah satu makanan khas Jambi. Pendirinya adalah alumni salah satu universitas di Jogja. (tapi bukan saya lho..).