Month: February 2011

Posting dari Aplikasi WordPress untuk Android.

Ini cuma sedikit eksperimen percobaan posting dari aplikasi wordpress di android. Dengan adanya aplikasi ini sekarang rasanya posting akan jauh lebih mudah.

Di posting terakhir sebelum ini, saya juga nyobain posting xari aplikasi mobile, java based. Dan tentu saja user experincenya jauh sekali berbeda dengan aplikasi yang tengah saya gunakan ini. Nice..

*ndak penting kok memang postingan kali ini, abaikan saja. He..he 😛

Tes posting dari MoPress

Melanjutkan tulisan sebelumnya soal WordPress di Mobile. Kali ini coba posting dari aplikasi Java MoPress.
Sepertinya berjalan mulus.., walaupun aplikasinya agak nge-lag di Nokia E63.

Handphone Samsung Baru (?)

*repost dari Twitter saya, @labanux*

A :Mas.. whueee.. keren henponnya. Udah touchscreen ya..? Kinclong bhangett.. (dengan logat Jawanya yg khas, tatapan mata yang takjub)

B : Ha..ha.. woo iya.. Ini.. baru keluar lho.. Mahal ini harganya.. (dengan perasaan bangga yang menggebu – gebu, persis seperti waktu nyeritain dia punya sodara seorang pejabat tinggi)

A : Eh.. tapi mas.. Kok kayaknya agak kegedean gitu mas ya? (sadar ada yang agak janggal)

B : Oooh.. henpon Samsung yang seri Galaxy Tab memang gede – gede.. (sambil narik celananya yang terselip di bawah perutnya yang buncit)

A : (mencet tombol Like di perutnya si Om).

Eh iya.. Happy Valentine yah.. 🙂

UPDATE : Dari komentar bro Adhi Prasetia di bawah, ternyata ada aplikasi Java untuk posting ke WordPress, namanya MoPress, silahkan lihat disini : http://www.danais.it/web/eng/demo/mopress.html

WordPress Mobil Pack – Untuk Ponsel yang Tidak Punya WP Native Application

Dulu saya pernah menulis tentang firasat saya bahwa dunia Mobile Site akan berkembang pesat di Indonesia. Karena itu blog ini pun saya tambahkan plugin agar mobile friendly juga. Dengan begitu, ketika blog ini diakses dari perangkat mobile, tampilannya menyesuaikan. Saya menggunakan plugin WordPress Mobile Pack.

Tapi itu baru untuk pembaca. Saya masih kesulitan untuk memposting dari perangkat mobile. Saya sempat berburu aplikasi WordPress for Mobile, khususnya Nokia. Dan betapa girangnya saya ketika tahu ada website nokia.wordpress.org. Tapi akhirnya saya harus kecewa, karena aplikasi tersebut hanya tersedia untuk seri Nokia yang di luar kemampuan saya 🙁

Tapi, bodohnya saya ini, saya baru sadar kalau plugin WordPress Mobile Pack tadi ternyata bukan untuk tampilan depannya saja.. Tapi untuk backendnya juga (admin panel) *twewwweweew..

Jadilah ini posting pertama saya dari Opera Mini.. *bangga..* ha..ha..

Catatan: tapi di versi mobile ini, waktu posting, gak bisa pilih kategori.. 🙁

Kapan Negara boleh Blok Twitter / Facebook?

Ya maksudnya gak cuma Twitter & Facebook aja sih.., semua social media lah.. (Plurk, Yahoo Mim, Koprol, dsb).

Bisa ditebak, tulisan saya ini berhubungan dengan keadaan di Mesir sekarang. Kalau boleh saya bilang keadaan di Mesir sekarang mirip kaya Indonesia di bulan Mei tahun 1998 dulu. Rakyat ingin reformasi. Masyarakat bentrok dengan aparat. Yel – yel yang menyerukan agar presiden segera turun terdengar di mana – mana. Nah, untuk membuat situasi tidak makin carut – marut (setidaknya menurut pemerintah Mesir), akses informasi pun diperketat, hingga akhirnya internet pun diblok (!). Saya tidak tahu apakah hasil dari strategi ini sesuai keinginan pemerintah Mesir atau tidak.

Yang menjadi pemikiran saya. Jika saja.., waktu jaman tragedi Ambon, Poso dan Sampit dulu Twitter, Facebook dsb sudah ada,  kira – kira Pemerintah Indonesia bakal memblok social media ini atau tidak ya?

Ya..ya.., saya tahu, sebagian dari penggiat dunia online akan berkata (kurang lebih) : “Saya rasa masyarakat kita di dunia maya sudah cukup pintar. Mereka tahu mana yang harus disebarkan, mana yang tidak.. Mereka tahu bagaimana sebaiknya bersikap. Toh sebagian besar pengguna internet kita biasanya pendidikannya sudah cukup”.

Saya agak ragu. Di milis – milis yang isinya banyak orang – orang yang berpendidikan tinggi pun, seringkali saya masih mendapat forward-an HOAX tentang berbagai hal, mulai dari kesehatan, produk, agama, politik, sejarah dst. Dahulu, saat terjadi tragedi kemanusiaan itu, jika saja arus informasi sudah seperti sekarang, saya rasa saya pun bakal banyak menerima forward-an email – email HOAX yang (notabene) di forward mereka – mereka yang pendidikannya sudah bagus. Kalau seperti era sekarang, mungkin bakal banyak yang ReTwit tanpa pikir panjang. Karena pada dasarnya memang manusia itu cenderung “mempercayai apa yang ingin dia percaya”.

Dalam kondisi seperti itu, bolehkah negara akhirnya memblok layanan social media tadi? Atau mungkin di level yang lebih tinggi, memblok internet sama sekali?

Aaah.. mungkin juga saya yang terlalu menilai rendah pengguna internet kita.. Saya harap saya salah.

NB: Tulisan ini bukan angin segar buat Om TIffy biar bisa tiba – tiba nge-blok ini itu ya.. Saya cuma penasaran apa pendapat anda – anda sekalian.