Tag: debian

MySQL di Hari Minggu

Semalam dapet kabar kalau webserver F tewas lagi (kedua kalinya dalam bulan ini). Masalahnya sederhana sebenarnya, hardisknya penuh.

Jadi dengan menggunakan Debian 5.0 di Amazon EC2, default setting partisnya dibagi dua. Total kapasitas hardisknya sekitar 500GB, 10 GB nya buat system (/), sisanya dimount di partisi antah berantah. Dulu sudah saya set agar partisi satunya digunakan untuk DocumentRoot Apache. Karena total file di DocumentRoot nya itu nyampe 44GB.., ya harus masuk di partisi kedua. (baru nyadar kalo web F itu total file nya 44GB, pantes dulu pindah dari dedicated server ke Amazon EC2 prosesnya lama banget.., rsync dari jam 11-an malem, pas sahur baru selesai..)

Tapi ada yg saya enggak tahu. Di partisi sistem itu, 10GB saya rasa sudah cukup. Tapi ternyata tidak.., dari hasil monitoring setiap hari space nya selalu terpakai makin banyak, hingga mencapai 100%. Otomatis /tmp nggak bisa ditulisi.., /var/lib/mysql juga nggak bisa ditulisi.. matilah sudah MySQL nya.. Dan tewaslah webnya.. Sampai sekarang saya masih bertanya – tanya apa yang bikin space hardisknya terus – menerus habis, lalu tiba – tiba berkurang lagi.

df-week

Jadi terpaksa lah diambil alternatif lain, bagaimana caranya agar web F tetap jalan sementara saya mencari tahu apa yang memakan space terus menerus..

Beginilah jadinya :

  1. Buat direktori /var/labanux
  2. Ubah /etc/fstab, saya set agar partisi kedua di mount di /var/labanux
  3. Buat direktori /var/labanux/www
  4. Semua file web dipindah ke /var/labanux/www (ini nih yang 44GB itu)
  5. rsync -avz /var/lib/mysql /var/labanux/   (Tadinya pake copy aja.., tapi sepertinya ada yang ndak beres, makanya ganti rsync aja)
  6. Rename /var/lib/mysql /var/lib/mysql-lama
  7. Ubah konfigurasi /etc/mysql/my.cnf (‘datadir  = /var/lib/mysql’ diganti jadi ‘datadir  = /var/labanux/mysql’
  8. Buat direktori /var/labanux/tmp
  9. Delete /tmp
  10. Link : ln -s /var/labanux/tmp /tmp
  11. /etc/init.d/mysql start
  12. GAGAL…!! Error mysqlnya…
  13. Oh iya : chown -R mysql /var/labanux/mysql (karena tadi yang bikin direktori dll nya adalah root, jadi user mysql ndak punya akses toh.., makanya diganti ownernya)
  14. /etc/init.d/mysql start
  15. GAGAL lagi…. Masih masalah disk full..
  16. Ya udah, nekat delete /var/lib/mysql (sekitar 500MB)
  17. /etc/init.d/mysql start
  18. Yiihaaa….! Dah jalan lagi

Jadi sekarang semua data – data MySQL sudah masuk di partisi kedua (sekitar 490-an GB), begitu juga /tmp sekarang masuk di partisi tersebut. Jadi sementara ini partisi root (/) masih bersisa 500-an MB, yang mana nanti juga saya curiga bakal penuh lagi. Tapi setidaknya sementara web F udah bisa jalan lagi.. Tidur lagi ah…

Kecelakaan Pesawat Garuda di World’s Most Amazing Videos – Lebay..

Pernah nonton acara “World’s Most Amazing Videos” ?  Kalau enggak salah ini juga disiarin di salah satu TV Nasional. Isi acaranya, seusai judulnya : Video – video yang paling menakjubkan di dunia. Kebanyakan sih tentang kecelakaan.

Barusan, sambil setting SVN repo di server Debian, TV saya biarkan menyala. Kebetulan channel yang saya pilih waktu itu AXN. Acara yang sedang tayang adalah World’s Most Amazing Videos tadi. Samar – samar saya dengar ada kata “jogjakarta”. Konsentrasi saya pindah ke layar monitor 14″ + tv tunner itu. Ternyata sedang ditayangkan video tentang kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Bandara Adisucipto, Yogyakarta tahun 2007 silam.

Yang bikin saya sedikit terganggu adalah naratornya. Kata – katanya lebay..

  • “… pesawat ini akhirnya jatuh di sebuah tempat yang terpencil (in the middle of no where) “. (Whaatt?? Itu deket bandara Om…!)
  • (lanjutan kalimat di atas) “..sehingga bantuan pertolongan sulit mencapai lokasi tersebut” (Jadi, mobil pemadam kebakaran yang berjejer di deket Bandara Adi Sucipto itu ndak diitung pertolongan ya?)
  • “.. korban yang selamat segera menyelamatkan diri dari pesawat yang jatuh di salah satu pulau kecil dari 17 ribu pulau di Indonesia..” (Okey.., jadi P. Jawa itu sekarang kecil ya? Ooo.. baru tahu)
  • Para korban selamat segera dirawat di sebuah rumah sakit kecil (tiny little hospital)” (Hmm.. iya.., emang sih RS yg deket bandara itu kecil. Tapi ndak sekecil Puskesmas deh kayaknya).
  • Akhirnya kurang lebih 200 korban kecelakaan berhasil diselamatkan.., terima kasih pada komunitas kecil (that tittle community) yang segera memberi pertolongan..” (Komunitas kecil itu kalo di Indonesia namanya SAR + Pemadam + Polisi + Dokter + Masyarat + Petugas Bandara + + +..)

Jadi sekarang kalau saya nonton acara itu lagi saya bakal kepikiran terus : “Nih naratornya mesti lebay..” 😐

Lebih dalam Tentang Ubuntu

UbuntuPada awalnya saya sedang mencari dokumentasi tentang MEPIS. Tetapi akhirnya malah kesasar pada tulisan tentang Ubuntu. Ada beberapa hal yang saya baru tahu (lebih detail), mungkin para ubuntuers juga ada yang belum tahu :

1. Ubuntu LTS (Long Term Support)

Rilis Ubuntu dengan label LTS (seperti : Dapper Drake), berarti rilis ini akan disupport oleh Canonical selama 3 tahun untuk desktop, dan 5 tahun untuk server. Tetapi support ini hanya untuk update security, jadi bukan update aplikasi. Inilah yang menyebabkan MEPIS yang sempat mengganti basisnya dari Debian ke Ubuntu, tetapi akhirnya kembali menggunakan Debian sebagai basis distronya. Read More

Aku, Linux dan Kawin Cerai

Aku, Linux, dan Kawin CeraiSekitar libur Lebaran, aku cerai dengan Feisty, terus kawin dengan Gutsy. Ternyata rumah tangga kami tidak harmonis.., seringkali terjadi cekcok sebelum kami bisa “bercinta”. Akhirnya, terpaksa aku ceraikan juga si Gutsy. Aku cari pasangan yang emosinya lebih stabil, terbukti tangguh. Akhirnya pacaran dengan Debian, sampai akhirnya nikah dengan Debian.

Ternyata Debian ini terlalu tua untukku. Banyak “sifat – sifat”-ku yang belum dikenali oleh si Debian. Akhirnya aku kawin dengan adiknya yang lebih muda, Lenny namanya. Rumah tangga kami berjalan mulus untuk beberapa saat, sampai akhirnya aku khilaf dan selingkuh dengan si Unstable dari keluarga Debian juga. Akhirnya rusaklah hubungan kami.

Sadar aku khilaf, akhirnya aku mulai lagi hubunganku dari awal dengan Lenny. Mungkin udah keburu sakit hati, di tahap kedua ini Lenny justru seringkali gagal memahami beberapa “sifat”-ku. Saat sifatku yang satu dia “pahami”. Sifatku yang lain tidak dikenalinya. Puffhh.., saatnya cari istri baru sepertinya. Aku belum mau menyerah membina rumah tangga. Read More

Cara Mengatasi Error Install OpenOffice di Debian GNU/Linux

OpenOffice.orgBeberapa waktu lalu, akhirnya switch back ke Distro Linux Debian Lenny. Secara default, berbeda dengan distro lainnya Debian tidak menyertakan OpenOffice. Paket OpenOffice sendiri tersedia di repositori nya Debian. Tetapi sayangnya, OpenOffice ini membutuhkan paket lain, yaitu ttf-opensymbol, yang mana ketika diinstal baik dengan APT ataupun Synaptic biasanya error.

Pesan error nya kurang lebih seperti ini :

/usr/share/fonts: skipping, 0 fonts, 3 dirs
/usr/share/fonts/X11: caching, 0 fonts, 6 dirs
/usr/share/fonts/X11: failed to write cache
.... dst..

Cara mengatasinya adalah Read More

Testimony Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon [3] – Pindah Debian 4.0

Logo DebianAkhirnya.., memantapkan langkah untuk pindah ke Debian 4.0 (Etch), dan diupgrade ke Lenny (Testing). Semalaman berkutat dengan instalasi Debian dan paket – paket lain yang biasanya aku butuhin di Ubuntu.

Beberapa proses berjalan gagal. Seperti install OpenOffice, tetapi akhirnya berhasil diatasi. Untuk menginstall OpenOffice membutuhkan paket ttf-opensymbol. Error di /usr/share/fonts. Gagal untuk membuat file cache di direktori tersebut. Bisa diatasi dengan “menyentuh” semua direktori font tersebut : “touch /usr/share/fonts”.

Oh iya, ini bukan pertama kalinya aku install Lenny. Sebelum Feisty keluar aku sudah coba pakai Etch, juga Lenny. Tetapi ada beberapa masalah yang bikin aku cukup jengah : driver wireless defaultnya tidak ada, harus download manual dulu, dan yang kedua jack out speaker notebukku (Compaq v3000) tidak berfungsi, sementara di Feisty keduanya bisa berfungsi, walaupun untuk soundcard tidak sempurna.

Di Ubuntu berikutnya, Gutsy, soundcardku akhirnya bekerja sempurna. Tetapi ini harus dibayar mahal dengan error yang aku dapat di Gutsy (baca postingan sebelum ini).

Berhubung di Ubuntu aku sudah tahu paket apa aja yang dibutuhkan agar hardware ku bisa berjalan baik, akhirnya sekarang pindah lagi ke Debian. Driver soundcardku ternyata baru tersedia di Debian Testing (Debian punya tingkatan Stable, Testing, Unstable, dan Experimental, untuk tingkat Testing, saat ini diberi nama Lenny). Jadi akhirnya Debiannya ku upgrade ke Testing. Prosesnya berjalan baik. Dan akhirnya, soundcardku pun berjalan sempurna di Debian.

Tetapi masalah tidak habis disitu. Read More

Testimoni Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon [2]

UbuntuSetelah beberapa waktu menggunakan Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon di Compaq V3000 ku, sekarang mulai kelihatan masalah – masalahnya. Diantaranya :

  1. Setelah booting, sebelum masuk ke GUI (sebelum Gnome Display Manager – GDM – keluar), laptopku hang. Enggak bisa diapa – apain. Masuk ke mode teks (Ctrl+Alt+F2) juga gak bisa. Terpaksa tekan tombol sakti.. (tekan tombol power, tahan 5 detikan). Akhirnya mati dengan terpaksa. Lama – lama bisa jebol dong hardisku.
  2. Nautilus (File browser di GNOME) sering kali gagal me-list data – data didalam home folderku. Kadang loading cukup lama sampai akhirnya muncul, tetapi kadang hanya loading dan tak pernah selesai. Akhirnya processorku kerja 100% deh (untung core duo, jadi satunya masih bisa dipake).
  3. Ketika laptop menyala dibiarkan lama, Read More