Category: Linux

Aplikasi Buku Ende untuk Android

imageBuku Ende adalah buku yang berisi teks nyanyian lagu yang biasa digunakan dalam ibadah bahasa Batak di jemaat Gereja HKBP. Jadi jika ketinggalan membawa buku Ende, anda bisa install aplikasi ini.

Aplikasinya kecil (tidak sampai 700kB), tidak butuh permission apapun, dan offline.

Oh iya, ini pertama kalinya saya membuat aplikasi di Android, pertama kalinya juga membuat aplikasi di lingkungan Java. Kalau ada masukan dan saran, silahkan tinggalkan di kolom komentar ya.

I am a programmer, and I have no life

imageKalimat ini beberapa kali saya temui di gambar – gambar lucu yang disebarkan teman – teman saya. Ini setengah bercanda setengah serius sih ya. Karena memang ada beberapa orang yang begitu cinta dengan programming. Sehari – hari bekerja sebagai programmer. Kemudian karena batas waktu proyek, seringkali harus bergadang hingga larut malam untuk meneruskan coding.

Ketika tiba waktunya akhir pekan ataupun hari libur, si programmer ini menikmatinya dengan menekuni hobinya, yaitu : programming. 

**gambar diambil dari sini

Five Golden Rules for A Sucessful Ubuntu Desktop Migration

Dulu saya selalu bertanya – tanya, kenapa perusahaan – perusahaan besar itu tidak mau atau sulit sekali untuk pindah ke Linux. (Maksud saya tidak sekadar pindah server ya, tetapi pindah desktop full). Melihat lebih dekat, sekarang saya lebih mengerti kenapa. Uraian lengkapnya nanti saya buat dalam tulisan tersendiri.

Nah buat yang bener – bener mau migrasi desktopnya ke Linux (dalam hal ini Ubuntu) mungkin bisa lebih siap dengan membaca PDF Five Golden Rules for A Sucessful Ubuntu Desktop Migration dari Ubuntu ini. > http://pages.canonical.com/rs/canonical2/images/enterprise-desktop-migration-ebook2.pdf

Spesialisasi di Industri Web (Indonesia)

Membuat website itu sendiri paling basicnya, sudah butuh beberapa teknologi, sebut saja :

  • Web server (Apache/Nginx/Tornado, dll)
  • Database server (MySQL/CouchDB/MongoDB, dll)
  • Server side programming (PHP/Python/Ruby, dll)
  • HTML

Jadi.., untuk bisa bikin satu web utuh, anda harus memahami 4 jenis teknologi itu. *Eh, ini konteksnya menggunakan tool – tool yang open ya.., bukan pake tool2 enterprise ala Visual Studio, dkk itu.. Agak beda sepertinya, CMIIW.

Nah, dulu.., kalau bisa ke-empat hal ini sudah bagus. Tapi makin lama tuntutannya bertambah. Jadi seperti ini :

  • OS (biasanya Linux, karena biasanya Apache, Nginx, Tornado dkk itu jalannya emang untuk di *NIX platform)
  • Web Server
  • Database Server
  • Server Side Programming
  • HTML
  • CSS & JavaScript

Lalu berkembang lagi jadi begini :

  • OS (ini bisa install OS, konfigurasi OS + install (compile) software + konfigurasi lho ya..)
  • Web Server
  • Database Server
  • Server Side Programming + Framework (CodeIgniter/Django/Pylons, dll)
  • HTML
  • CSS & JavaScript + JavaScript Framework (JQuery/Mootools, dll)
  • API (Facebook/Twitter, dll)

T : Beuhh.. banyak aje om?? Segitu yang harus dikuasai baru bisa jadi web progremer?

J : Ho oh..

T : Berarti rate web-developer makin lama makin tinggi dong ya? Kan spec nya makin rame aja tuh.. Read More

CakePHP + Nginx dan .htaccess

Buat yang pake CakePHP tapi webserver-nya Nginx (with PHP-FPM). Berikut contoh konfigurasi Nginx yang saya pakai.

(Catatan : PHP-FPM nya jalan di Unix socket ya.., bukan di Port 9000. Kalau PHP-FPM anda jalan di Port 9000, sesuaikan saja).

Read More

Takdir Linux di Desktop

Sekadar memperjelas dulu, hingga saat ini pun, saya adalah pengguna Linux aktif, baik di desktop maupun di server.

Tadi saya menemukan sebuah tulisan yang membahas tentang Linux di dunia desktop, judulnya : The Linux desktop experience is killing Linux on the desktop. Kalau anda Linuxer, wajib baca menurut saya.Β  Saya dapat linknya dari Twitter, tapi lupa account siapa.

Dari tulisan itu, kutipan ini yang membuat saya cukup tersentak :

“Linux will remain the king of the server world, but on the desktop front it will always be an OS for enthusiast and hackers only.”

Dan setelah saya pikir – pikir, sepertinya kalimat itu benar. Sayang sekali ya..

Solution and service to the customer is the most important thing. Technology doesn’t count.

“Well, for me, the solution n service to the customer is the most important thing. Technology doesn’t count.”
– Denny Santoso (founder SixReps.com)

πŸ˜‰

MindTalk.com – Social Media Baru Buatan Lokal

Sebenarnya saya sudah lama ingin menuliskan tentang ini, tapi saya cukup mengerti jika MindTalk.com sendiri saat itu memang belum ingin dipublikasikan. Tapi berhubung rekan – rekan saya disana sudah sering mempublikasikannya di Twitter mereka, saya rasa tidak apa – apa saya menuliskannya sekarang πŸ™‚

Apa itu MindTalk.com ?

MindTalk.com adalah salah satu besutan baru dari Merah Putih Incubator (MPI) (grup yang menaungi DailySocial.net, InfoKost.net, KrazyMarket.com, LintasBerita.com, dst).Β  Kalau ditanya apa itu MindTalk (MT)? Penjelasan resminya ada dihalaman “About”-nya http://www.mindtalk.com/static/about. Tapi kalau versi saya MindTalk.com adalah : Twitter + Facebook Group dengan konsep seperti MIRC :D. Persisnya kaya apa? Register aja.. Ha..ha..Β  *nyooh skrinsutnya :

Awalnya MT adalah proyek pribadi dari Robin (@anvie – tetua tim developer), dan konsepnya sebenarnya simpel, bagaimana menghadirkan MIRC dalam versi website. Saya pernah menggunakan versi originalnya sewaktu masih bernama Digaku. (Saat tulisan ini dibuat halaman “About” MindTalk sendiri masih menggunakan nama Digaku.) Pada perkembangannya, Digaku mengalami penambahan fitur – fitur baru : profil yang lebih detail, points, upload video, like, dst.. hingga menjadi seperti saat ini dan menggunakan nama MindTalk.com.

Siapa di Belakang MindTalk.com? Read More

Kasak – Kusuk KASKUS

Eh.., singkatan Kaskus itu emang Kasak-Kusuk bukan? πŸ˜€

Ok, mungkin anda – anda juga sudah dengar, ada “sedikit” kisruh di Kaskus. Banyak moderatornya yang mengundurkan diri. Banyak beredar isu soal asal muasalnya pengunduran diri ini. Silahkan googling sendiri yah.. πŸ˜›Β  DailySocial.net ada nulis soal ini juga. Nah sebagai informasi saja, para moderator di Kaskus ini (yang tugasnya mendelete postingan SPAM, penipuan, SARA, nge-ban orang dll itu) adalah sukarelawan, volunteer. Jadi mereka bukan pegawai Kaskus (walaupun mungkin ada pegawai Kaskus yang jadi moderator).

Mungkin anda – anda juga sudah pada tahu, Kaskus di penghujung tahun 2010 lalu menerima investasi dari GDP (sebuah anak perusahaan dari Grup Djarum), dan gosipnya nilai investasinya sangat besar. Di beberapa tempat bahkan ada yang menulis nilainya hingga ratusan milliar. Baik Ken (CEO Kaskus), Andrew Darwis (CTO & Founder Kaskus), maupun Martin Hartono (bosnya GDP, anak dari Budi Hartono *orang terkaya no 2 di Indonesia) tidak mau menyebutkan angka sebenarnya.

Oke, balik soal moderator tadi. Kenapa mereka mau jadi sukarelawan? Karena dulu Kaskus itu berasa banget komunitas. Orang – orang saling bantu demi menjaga komunitas itu tetap bersih. Lagipula di masa itu Kaskus masih belum bergelimang pemasukan seperti sekarang. Jadi mereka saling bahu – membahu agar komunitas ini bisa terus ada dan makin besar.

Hal ini agak sedikit berubah, ketika (kalau tidak salah) tahun 2009, Kaskus di-revamp. Orientasi Kaskus saat itu sudah mulai melek secara bisnis. Dan secara positioning Kaskus sudah menjadi “Social Media”, seperti halnya Facebook, Twitter, Plurk, dll. Tapi, saya juga tidak tahu apakah saat itu ada gonjang – ganjing di dalam Kaskus setelah revamp ini.

Lalu, setelah investasi dari GDP tadi masuk, makin jelas lagi lah kalau sekarang memang Kaskus itu sebuah unit bisnis serius. Jadi bukan “Sebuah platform komunitas online yang yaaa… kalau ada penghasilan bagus, kalau enggak ya kita bantu bareng – bareng” (sebuah image yang saya tangkap dari Kaskus jaman dulu).

Jadi gonjang – ganjing moderator resign itu ada hubungannya dengan ini? Tentunya ada. Persisnya? Enggak tahu juga.. Ha..ha..

Komunitas

Pernah dengar Reddit.com? Atau HackerNews (news.ycombinator.com) ? atau 4chan.org ? Kalau belum pernah dengar, silahkan kunjungi masing – masing situs itu, tapi nanti aja ya.., sekarang lanjutkan baca tulisan saya aja :D. Nah, ketiga situs itu adalah situs – situs yang nuansanya sama kaya Kaskus jaman dulu. Mereka bener – bener kuat komunitasnya. Lalu apakah mereka tidak jadi unit bisnis profesional? Untuk HackerNews saya rasa tidak, karena sebenarnya itu cuma layanan dari YCombinator saja. 4chan.org? Setahu saya tidak.Β  Kalau Reddit iya, dia dibawah perusahaan Conde Nast.

Tapi walaupun Reddit itu bisnis yang profesional, bisa dilihat di webnya, kesan “looking for profit”-nya tidak begitu kerasa. Ya mungkin karena di US, bisnis online sudah lebih dewasa, jadi banyak pilihan lain untuk mendapatkan profit selain lewat iklan. Read More

Tips Menghilangkan Paket Desktop Ubuntu kembali jadi Minimal

Ceritanya, saya lagi mau coba oprek satu OS untuk keperluan eksperimen buat server. Nah paling aman tentunya dijalanin secara virtual (bukan hard install di atas PC/Laptop). Untuk virtualization-nya saya pakai VirtualBox.

Masalahnya saya enggak punya ISO Ubuntu server. Adanya iso Ubuntu Desktop. Jadilah ISO ini yang saya pakai untuk dipasang di VirtualBox.

Karena versi desktop, jadi banyak software – software yang tidak saya butuhkan. Nah saya ingin membuat paket – paket desktop ini. Ingin mengembalikannya ke versi base saja. Lalu nanti baru nanti saya install paket server yang saya perlukan.

Saya tadinya berpikir, ah gampang, tinggal jalankan ini : sudo apt-get remove ubuntu-desktop. (beberapa tulisan di internet juga menyatakan demikian) Hmm.. Ya, pake ubuntu-desktop memang dihapus. Tapi sayangnya itu cuma paket meta aja. Tidak benar – benar paket softwarenya.

Mungkin sebagian besar dari anda berpikir sama dengan saya, jika saya menghapus suatu paket desktop yang esensial, pasti software – software desktopnya juga akan terbawa dihapus. Masalahnya apa nama paketnya ini? Setelah mencari – cari dan sedikit menebak – nebak, ketemulah dia. Ini paketnya : libgtk2.0-0

Jadi, setelah saya jalankan : sudo apt-get purge libgtk2.0-0 semua (atau setidaknya sebagian besar) program desktop Ubuntu dihapus. Sekarang Ubuntu di VB saya sudah minimalis, tambahkanlah garam dan sambal secukupnya, hidangkan selagi hangat πŸ™‚

SEO Expert Bersertifikasi dari Google ?

Ok, ini topik basi di seputar dunia SEO sebenarnya. Tapi tetap saja masih banyak yang tidak mendapatkan informasi dengan jelas.

Sudah sejak lama di kalangan para pentolan SEO underground Indonesia, banyak yg heran dengan mereka yg mengaku sebagai ahli SEO, dan mengaku *bersertifikasi dari Google*.Β  Dan sudah sejak lama juga, di kalangan industri pun, banyak yg percaya bahwa ada beberapa perusahaan resmi, yang punya sertifikat SEO dari Google.

Lalu apakah Google memang mengeluarkan sertifikasi untuk “SEO Experts” (atau sinonim lain) ?

Jawaban dari Matt Cutts (head of Google’s Webspam team) : “I don’t think Google has officially endorse any SEO certification as far as I’m aware of”.
Link : http://www.youtube.com/watch?v=fW6ZA4MMHZg

Dalam wawancaranya yg lain :
Q : Some SEO firms cold call saying they can rank people in first place. Can they guarantee this?
Matt Cutts : Not on Google. No one can guarantee this, not even Google, since our ranking algorithms are often updated.

Link : http://www.search-marketing.info/newsletter/articles/matt-cutts.htm

Yang ada itu sebenarnya adalah Google AdWords Certification Program. Apa itu? cekidot gan :Β  http://www.google.com/intl/en/adwords/professionals/
Dan jelas, itu bukanlah program sertifikasi untuk Ahli SEO.

πŸ˜‰

Kalau mau tahu lebih jelas, jangan tanya saya, silahkan tanya bung Pogung πŸ˜€

Cari Developer Itu Susah Kawan !

Masih berkaitan dengan Indonesia di TechCrunch. Ada banyak poin yang bisa dijadikan catatan. Saya menyoroti satu hal : Ternyata yang sulit di Indonesia itu adalah mencari developer, bukan pendanaannya !

…Instead, the pain point is finding developers. In Indonesia, developers are considered an entry level position, not a lucrative career path. Most companies have to invest six months or so in training the talent they need, making scaling up a challenge.

Hah?! Dengan sekian banyak website bertema programming dan development (khususnya web), belum lagi milis – milis. Ternyata susah mencari developer?!!

Oohoo.. Bukan berita baru sebenarnya. Tanyakan pada mereka yang mencari programmer, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan programmer berkualitas? Sebuah perusahaan dari grup bisnis yang sangat besar di Indonesia, dalam waktu 6 bulan pun masih belum bisa mendapatkan satu orang programmer web, dengan spesifikasi standar.

Lalu apa penyebabnya ? Saya coba rangkum. (silahkan tambahkan di kolom komentar kalau anda punya masukan baru)

Gaji

Isu sangat sensitif ini. Dan seringkali jadi pertimbangan utama (ya sama lah dengan lowongan kerja lainnya). Ada yang menawarkan standar salary yang tidak masuk akal untuk standar hidup di Jakarta. Tapi berhubung perusahaan ini punya label nama yang mentereng, banyak yang rela mengantri (sebelum akhirnya pun mengantri untuk resign).

Ada juga yang minta minimal requirement kaya dewa (yah.., para developer pasti tahulah), tapi dengan gaji standar UMR.

Nama Besar

Lalu, apa tidak ada yang menawarkan gaji besar? Ohh ada.. Tapi minimal requirement nya tinggi ya? Tidak juga..Β  Tapi kok gak dapet – dapet programmernya?

Nah sama juga seperti lowongan kerja lainnya. Nama besar penting. Kalau perusahaan ini masih baru (khususnya startup) mereka yang punya kualitas tinggi pun tetap akan membandingkannya dengan lowongan sejenis dari perusahaan yang punya nama besar. Apalagi kalau multinational company. Apalagi kalau oil & gas company.. (jujur..!) Read More