Inget jaman dulu Detik.com sering disindir – sindir, sebagai “Portal Iklan yang Ada Beritanya..” ?. Setelah redesign, agak mending memang. Dan Budiono Darsono (Pimred Detik) pun pernah bilang di blognya, di halaman depan Detik hanya akan ada 14 banner. Waktu itu saya iseng sempat hitung, dan jumlahnya memang 14. Enggak tahu kalau sekarang.
Tapi kemarin saya lebih kaget lihat KapanLagi.com, beginilah tampilannya :
Lebih – lebih dari Detik.com jaman dulu menurut saya, maka istilah ini mungkin pas : Portal Iklan yang “Mungkin” Ada Beritanya
Ya, saya mengerti, mereka juga diburu target sales, dan memang bagaimanapun model bisnis online di Indonesia saat ini yang paling jelas ya itu, banner iklan.
UPDATE
Ada komentar yang masuk tertulis dari Tim KapanLagi.com di bawah. Thanks sudah mampir *terharu*..
Anyway.., saya rasa dengan pengalaman Tim KapanLagi yang tentunya sudah senior di jagad online Indonesia, mereka pasti mampu menemukan model bisnis lain (yang mungkin masih seputar iklan), tapi tanpa merusak kenyamanan membaca di website mereka sendiri. Tapi memang keputusan itu harus datang dari puncak manajemennya. Karena sering saya menemukan kalau ternyata tim sales, tim redaksi, ataupun tim developer sebuah website sebenarnya menyadari hal ini, tapi apa daya toh yang memegang keputusan puncak tetep bukan mereka.