[Foto: dskley | flickr.com]

Ada 2 media komunikasi jaman sekarang ini yang punya pengaruh besar ketika berganti. Setidaknya menurut saya, yaitu: Nomor Ponsel dan Alamat Email. Saya kebetulan baru melakukan yang terakhir ini.

Jadi apa saja yang perlu dilakukan ketika kita mengganti alamat email?

  1. Bikin email baru (pastinya ya). Untuk kasus saya, saya pakai GMail.
  2. Import semua isi inbox email lama ke email baru. Ini terlihat sederhana tapi sebenarnya agak rumit. Nanti saya ceritakan di bawah.
  3. Di email lama, jangan lupa nyalakan fitur forwarding message. Jadi setiap ada email baru yang masuk ke email lama, otomatis dikirimkan juga ke email baru kita. Caranya? Cari aja di bagian setting, terus googling sendiri ya. He..
  4. Di email lama nyalakan fitur Auto-Reply. Isinya? Intinya ngasih tahu kalau kita sudah ganti ke alamat email yang baru. Jadi jika suatu saat ada orang yang masih mengirimkan email ke alamat email yang lama, dia tahu alamat email kita sudah ganti.
  5. Update semua akun yang menggunakan alamat email lama kita. Beberapa prosesnya tidak semudah yang saya kira. Nanti saya ceritakan juga di bawah.

*Yang paling penting sih sebenarnya poin no 3 dan 4.

Lalu bagaimana jika ternyata alamat email kita yang lama sudah tidak bisa diakses ketika mau ganti ke alamat email yang baru? Ya apes sih. Mau gimana lagi. Berdoa yang banyak aja.

Import Email Lama ke Email Baru

Email saya yang lama sebenarnya di Google juga, cuma menggunakan custom domain. Dan email saya yang baru adalah email GMail generic. Tapi ternyata mengimpor email sesama Google ini tidak semudah yang saya duga. Ini beberapa opsinya:

  1. Download semua email lama saya via Outlook, Thunderbird, atau aplikasi mail clientnya. Terus upload lagi ke email baru. (Googling aja tutorialnya). Tapi ini gak mungkin buat saya. Gila, itu isi email berapa tahun. Besarnya udah belasan GB. Padahal internet saya cuma modal TelkomselFlash. Ok, skip.
  2. Di GMail saya yang baru, saya setup import POP Mail account dari akun email lama saya. Kelihatannya ini paling gampang. Toh sesama Google, pasti cepat harusnya. Kenyataanya? Enggak. Proses import nya berhenti di sekitar email saya tahun 2011. Entah kenapa. Sudah coba beberapa kali, masih gagal juga. Ok, skip.
  3. Kebetulan saya punya domain nganggur. Akhirnya domain ini saya pakai buat bikin email temporary di ZohoMail, pake custom domain (Free loh). Ternyata Zoho nyediain fitur mail migration. Nah cocok. Saya import deh email lama saya ke akun email temporary ini.
  4. Dari GMail (email baru saya), saya import lagi email di Zoho tadi via POP3. Anehnya, di sini gak ada masalah. Ok, done.

*poin no 3 ini butuh pengetahuan teknis. Anda harus setup nameserver, MX record, dll. Jadi silahkan googling aja untuk pastinya ya. (Iya.., saya males bikin tutorialnya).

Update Semua Akun dengan Email yang Baru

Yang kepikiran pertama kali, “Saya punya akun di mana saja ya?” Duh.. Banyak banget. Ok, saya urutkan dari mulai yang krusial, sampai ke seingatnya aja.

  1. Internet Banking. Nah.., untuk BCA gampang sekali. Untuk Bank Mandiri? Duhh.. *ngelus dada*. Butuh seminggu cuy. Nih detailnya.
  2. Twitter, Facebook, Path, Linkedin, Tumblr dkk (kalau ada), err.. apalagi ya? Oh iya Instagram (pas nulis ini baru inget), jarang pake sih.
  3. Go-Jek, Uber, Grab, Traveloka, AirAsia (all transportation)
  4. Credit Card! (ternyata ini kudu via telpon, beda “manajemen” dengan bank nya). Tapi cepet sih, sekitar 2 hari kalau gak salah.
  5. Akun di blog ini!
  6. Akun-akun teknis: Domain (saya pakai Name.com), Hosting (saya pakai 2 layanan berbeda), Cloud (Oh syit.., ini juga baru keingetan *brb*)
  7. Akun broker saham. Nah ini repot. Harus isi form, tanda tangan, kasih materai, lengkapi fotokopi KTP dan NPWP, lalu dikirim hardcopy-nya. Aselik, gak bisa online cuy.
  8. PayPal !
  9. DJP Pajak – e-filing. Sudah 3 tahun terakhir ini saya laporan SPT Pajak via online. Namanya DJP Online. Di bagian pengaturan profil ada 2 kolom email, “EMAIL DJPONLINE” dan “EMAIL” saja. Yang bisa diganti hanya “EMAIL DJPONLINE”. Saya gak tahu yang “EMAIL” itu buat apa, dan kenapa gak bisa diganti.
  10. Apple ID  (saya pakai Mac)
  11. Entah situs-situs apalagi yang pernah saya daftar. Biasanya baru inget dari email yang masuk. (IFTT, Feedly, AppAnnie, Wattpad, Medium, Financial Times, dsb).

Tips: Itulah gunanya mengaktifkan fitur forwarding dari email lama ke email baru. Jadi di email baru kita bisa tahu masih ada layanan-layanan yang dulu kita pernah daftar, tapi masih menggunakan email lama.

Jadi, sudah lebih siap untuk ganti alamat email?