Tag: investasi

Menghitung Valuasi/Harga Saham dengan DCF

Rumus DCF (Discounted Cash Flow)

Di sini saya bukan mau bahas rumusnya. Udah banyak yang bahas di blog ataupun di YouTube. Cuma mau bahas soal 1 detail yang mengganggu.

DCF itu adalah Discounted Cash Flow. Dalam perhitungan DCF yang digunakan adalah Free Cash Flow. Nah, Free Cash Flow (FCF) ini ada 2 jenis, FCFF dan FCFE.

FCFF: Free Cash Flow to Firm (Cashflow yang bisa diklaim seluruh “claim holder” baik pemilik saham maupun pemilik obligasi/surat hutang dari perusahaan tersebut)

FCFE: Free Cash Flow to Equity (Cashflow yang bisa diklaim pemilik Equity/saham)

Nah yang saya maksud detail yang mengganggu tadi adalah banyak tutorial yang mengajarkan soal menghitung DCF, tapi kurang detail soal Discount Rate/Interest nya.

Jika kita menghitung DCF dengan FCFF maka Discount rate yang digunakan seharusnya adalah Cost of Capital atau WACC (Weighted Average Cost of Capital).

Tapi, jika menghitung dengan FCFE, maka Discount rate yang digunakan seharusnya adalah Cost of Equity.

Saya menemukan beberapa tutorial yang terbalik. Menghitung FCFF tapi dengan menggunakan Cost of Equity sebagai Discount Rate, ataupun sebaliknya menghitung FCFE tapi dengan WACC. Jadinya tidak tepat.

Jadi inget-inget ya nanti kalau itung DCF, jangan kebalik.

Bursa Saham untuk Investor atau Trader

Banyak artikel yang menyebutkan bahwa bursa saham itu adalah tempat di mana orang-orang bisa jadi investor (pemilik) bisnis dengan mudah. Hanya saja banyak yang memanfaatkannya untuk trading (jual-beli) pendek untuk meraih profit short-term. Saya pun berpikir begitu tadinya.

Tapi secara umum, kenapa kebanyakan orang yang saya temui, atau saya baca-baca di forum atau milis malah trader? Bahkan katanya 90% lebih itu malah trader, bukan investor.

Saya pikir-pikir lagi, mungkin benar bahwa awalnya bursa saham (seperti sekarang) itu dirancang untuk orang bisa jadi investor dengan mudah. Tapi pada prakteknya sebenarnya justru bursa saham itu memang diciptakan untuk para trader.

Jika kita lihat semua fitur-fitur dan fungsi-fungsinya itu memang dirancang untuk memudahkan para trader. Mereka butuh transaksi yang cepat dalam jumlah banyak, analisa data-data transaksi yang rumit dan fleksibel. Tipe investor justru tidak butuh fitur sebanyak itu. Tipe investor tidak perlu fitur secepat dan sekompleks itu.

Jadi jangan heran kalau diskusi soal saham banyak didominasi oleh para trader.

Masuk akal?

Tawaran Asuransi dari Telemarketer Bank, Untung atau Rugi?

Beberapa kali saya mendapatkan tawaran asuransi (ehm, istilah mereka sih “Perlindungan Diri”) dari beberapa telemarketer bank, entah bank yang saya jadi nasabahnya, ataupun bank lain. Pada umumnya tawarannya kurang lebih sama seperti ini:

  • Biaya premi tetap selama 10 tahun
  • Di tahun ke 10 seluruh premi yang kita bayarkan akan dibayarkan 100% (tanpa potongan biaya apapun)
  • Melingkupi asuransi kesehatan, termasuk kematian. Bahkan ada yang bahkan kematian yang disengaja, alias bunuh diri (setelah 13 bulan jadi nasabah). Jadi kalau di bulan ke-14 stress, mau mati aja, bisa bunuh diri, nanti ahli warisnya dapat duit. Setidaknya begitu kata marketer nya.
  • Komitmen harus 10 tahun, jadi dibawah 10 tahun gak bisa menarik dananya.

Nah selain itu point-point di atas detailnya bervariasi. Misal, besar premi, detail cakupan yang masuk dalam asuransi, term pembayaran kembali premi, dan lain-lain.

Kalau anda kerja sebagai karyawan tetap di perusahaan, dan dari kantor sudah mendapatkan jaminan asuransi kesehatan, lalu karena UU yang baru, pasti juga mendapatkan asuransi BPJS, kira-kira untung atau rugi kalau mengambil tawaran asuransi seperti di atas? Mari kita ulas. Read More