Tag: Website

Jamendo.com – Sebuah Contoh Nyata Musik Gratis dan Legal

Jamendo.comDulu saya sempat menulis sebuah konsep tentang kira – kira seperti apa industri musik(Indonesia khususnya) nantinya. Silahkan dibaca disini. Detail konsepnya memang tidak saya tulis. Tetapi intinya saya menginginkan (atau ingin membuat) situs yang berisi koleksi lagu – lagu (baik dalam format mp3 maupun ogg) dari musisi – musisi Indonesia. Tetapi bukan yang bajakan, atau ilegal. Melainkan legal. Jadi yang saya harapkan si pemilik lagu sendiri yang mengupload lagunya disini. Dan disediakan bebas untuk didownload secara gratis. Dan lebih jauh lagi, saya menginginkan agar website ini harus dibangun di atas sistem operasi Linux, dengan software – software legal. Untuk hal ini saya tidak tahu apakah Jamendo juga melakukan hal yang sama, mengingat pendirinya juga adalah seorang Linuxer (founder dari Lynucs.org). Ia juga teman dari Gael Duval (pendiri distro Mandrake Linux), yang sudah keluar dari Mandrake dan membuat distro baru Ulteo.

Sebagian musisi mungkin akan khawatir dengan hak cipta lagu dalam website Jamendo tersebut. Tetapi ini bisa ditangani dengan model lisensi dari Creative Commons License. Sedangkan mengenai bagaimana si musisi tersebut mendapatkan royalti/bayaran/ atau apapun yang intinya adalah “penghargaan” atas karya ciptanya, bisa dibaca pada tulisan saya tadi itu. Jamendo sendiri menyediakan opsi bagi hasil dari iklan di websitenya (dengan ketentuan tertentu) bagi musisi dan donasi dari user yang mendownload website tersebut.

Jamendo.com sendiri bagi saya merupakan “A Proof of Concept” dari apa yang saya bayangkan. Dan Jamendo melakukannya dengan sangat baik. Dan tidak hanya bagaimana musisi mendapat uang atas hasil karyanya yang di jelaskan dengan transparan, tetapi bagaimana Jamendo menghasilkan uang dari website nya tersebut pun dijelaskan.

Bagi para musisi, di Jamendo.com anda bisa mengupload lagu – lagu hasil karya anda sendiri. Syaratnya Read More

Canonical Inspirasi Model Perusahaan OpenSource bagi Drupal (dan Kita?)

Drupal CMSDries Buytaert, pencipta dari Drupal CMS (Content Management System) baru saja mendirikan perusahaan startup, Acquia. Bidang perusahaan ini tentunya masih di seputar Drupal. Lebih lengkapnya bisa dilihat di FAQ nya.

Drupal sendiri berlisensi GPL, sama seperti Linux. Dan Drupal juga mempunya varian (distro), salah satunya (dan satu – satunya yang saya tahu) CivicSpace. Jika di Linux distro satu dengan yang lainnya yang membedakannya adalah paketan software – software yang dibawanya (termasuk manajemen paketnya), di Drupal pun seperti itu. Perbedaan CivicSpace dan Drupal adalah paketan modul – modul yang menyertainya.

Saya sendiri dulu juga sempat bertanya – tanya, banyak perusahaan pengembang web & Drupal Support yang berkembang dan telah terbukti menghasilkan bisnis yang bagus. Di antaranya adalah Lullabot, yang mengembangkan web MTV Inggris dengan CMS Durpal. Tetapi mengapa si penciptanya sendiri tidak membuat perusahaan serupa, dan tetap asyik saja menjalani kuliah PhD nya. Dan pertanyaan saya terjawab sudah. Bukannya tidak, tetapi belum (walaupun tidak serupa).

Canonical (Ubuntu Linux)

UbuntuCanonical Ltd. sendiri sebuah perusahaan di bidang opensource yang cukup unik. Berbeda dengan pendahulunya yang telah sukses RedHat dan Novell, perusahaan yang digawangi oleh Mark Shuttleworth ini tidak membuat edisi enterprise dan edisi umum (public). Tetapi Read More

Wakoopa.com – yang Tahu Software

Wakoopa.comTerjemahan bebasnya memang jadi aneh. Aslinya sih tag line nya : Wakoopa knows software.. Situs ini didirikan oleh dua orang anak muda yang saat ini masih berumur dibawah 25 tahun (!). Wakoopa yang berkantor di Belanda ini memiliki halaman About nya yang menurut saya pribadi sangat menarik. Tak hanya tulisan, tapi disertai gambar. Jadi kita bisa melihat lebih dekat. Coba saja bandingkan dengan situs – situr lainnya, bahkan yang mainstream sekalipun, sekelas Google dan Yahoo!, tidak disertakan foto – foto kantor mereka di halaman About nya.

Dari beberapa sumber di internet, disebutkan juga kalau Wakoopa dibangun dengan Ruby on Rails (sepertinya RoR memang makin menguasai pasar ya..). Tetapi di webnya sendiri tidak saya temukan pernyataan itu.

Seperti kebanyakan situs jejaring sosial, konsepnya adalah user generated content. Dan tidak berhenti sampai disitu, Wakoopa juga menyediakan API bagi membernya. Sepertinya ketersediaan API mulai menjadi standar baru Web 2.0 ya?

Wakoopa ini sendiri merupakan situs social network (jejaring sosial?). Bedanya sama Friendster, MySpace, Facebook? Pada dasarnya sama, yang bikin beda cuma dia menargetkan ke pengguna spesifik. Seperti HuiTalk.com (khusus buat saling belajar berbagai bahasa), ProjectOpus.com (khusus buat saling bertukar & berjual beli lagu – lagu sendiri). Kalau Wakoopa mengkhususkan pada pengguna software. Lho? Semua pengguna komputer pasti pengguna software kan?

Tadinya aku juga agak bingung, ternyata konsepnya seperti ini : Read More

Kami Tak Takut pada Google ! (& Microsoft?)

Quintura.com“We are not afraid of Google!.. from Quintura with Love”

Begitulah iklan Quintura.com pada situs ReadWrite.com. Pada awalnya saya bingung, ini maksudnya apa? Apa mereka juga search engine juga? Akhirnya saya tekan Ctrl+Tab di Iceweasel (Firefox di Debian Linux) saya. Dan dugaan saya ternyata benar. Ini adalah search engine.

Quintura sendiri sepertinya tidak menggunakan engine mereka sendiri, di bagian FAQ nya mereka menyebutkan bahwa mereka menggunakan teknologi Yahoo! Index. Kalau kita melongok ke bagian History disebutkan juga kalau Quintura ini diawali dengan penelitian mereka mengenai neural network saat mereka masih menjadi mahasiswa (tahun 1989). Jadi bersemangatlah kalian kita yang masih meneliti di perguruan tinggi ini, siapa tahu nanti menjadi sukses dengan bekal ilmu itu.. (*menyemangati diri sendiri..).

Kembali ke iklan tadi. Aku sendiri tidak tahu apakah iklan tersebut resmi dari Quintura (sepertinya sih iya..). Tetapi iklan yang betul – betul frontal ini memang menggugahku untuk mengkliknya, dan mencobanya.

Lalu bagaimana cara mengetes suatu search engine itu sudah bekerja baik atau belum? Saya sendiri mempunya trik pribadi. Saya mencoba mencari dengan kata kunci “Okto Silaban”. Eitss sabar.. Bukan.., bukan mau narsis kok.. Pertimbangannya gini. Di Internet ini banyak sekali informasi, jadi kalau kita mencoba dengan menggunakan kata kunci yang umum seperti “cars reviews, lowongan kerja”, dll.. tentu saja ada hasilnya. Lalu bagaimana jika diberikan kata kunci yang tidak umum.., atau diisi dengan nama anda masing – masing? (kecuali nama anda pasaran ya..) Jika dia berhasil menemukan halaman yang benar, saya anggap search engine tersebut bisa menjadi alternatif Google.

Lalu kok ada embel – embel Microsoft di judul tulisan ini? Saya terinspirasi untuk membuat banner serupa buat para Linuxer. Dengan tulisan “We are not afraid of Microsoft.. from Linuxer with Love..!”. Keren kali ya?

DeathClock.com – Mengetahui Kapan Anda Akan Mati !

DeathClock.comAnda *seharusnya* tahu kapan anda lahir. Mungkin juga tahu kapan teman – teman, atau saudara anda lahir. Tapi anda tahu kapan anda *mungkin* akan mati? Situs DeathClock.com memberikan perkiraannya. Saya sendiri tidak tahu bagaimana metode mereka menemukan waktu kematian seseorang. Hanya saja, melihat referensi yang tertera di footer-nya. Sepertinya mereka tidak asal menghitung.

Ini kutipan dari webnya mengenai referensi mereka :

Fontaine KR, Redden DT, Wang C, Westfall AO, Allison DB. Years of life lost due to obesity. JAMA. 2003 Jan 8;289(2):187-93. Rogers RG, Powell-Griner E. Life expectancies of cigarette smokers and non-smokers in the United States. Soc Sci Med 1991;32 (10):1151-1159.
CIA World Factbook: Life expectancy

Jadi, sudah tahu kapan kira – kira anda seseorang akan mati?

Inspirasi Desain Blog

Silahkan cari inspirasi untuk desain blog anda, setelah melihat disini.

Facebook.com Terancam Ditutup

Salah satu situs jejaring sosial yang banyak dibicarakan di media online Facebook.com, terancam akan di tutup (servernya di shutdown, dan tidak boleh online lagi selamanya). Hal ini terkait dengan tuntutan dari ConnectU.com yang menyatakan bahwa, tadinya Zuckerberg (pendiri Facebook) bekerja bersama 3 orang mahasiswa Harvard lainnya untuk mengembangkan ConnectU.com, tetapi sebelum ConnectU selesai, Zuckerberg keluar dan mendirikan Facebook (yang juga diluncurkan duluan).

Pengadilan mengatakan bahwa jika terbukti Zuckerberg melakukan pencurian hak kekayaan intelektual, maka Facebook.com harus ditutup. Tetapi hal ini masih dalam penyelidikan. Kita tunggu saja hasilnya.

Tulisan tentang skandal ini didapat dari : Jossip.com

Update : Cerita lengkap seputar seteru Zuckerberg dan mantan – mantan anggota tim nya, ada di RollingStone.com

[UPDATE] Tuntutan ConnectU kepada Facebook akhirnya dicabut dengan sebuah kesepakatan tertutup. Tetapi beberapa waktu lalu kesepakatan tersebut terbongkar. Disebutkan bahwa Facebook memberikan sejumlah uang besar kepada ConnectU dan memperoleh sebagian saham Facebook (sumber : Techcrunch.com)

—-

*iklan*

Find usefull information about surgery.

Appnitro.com – PHP Ajax Form Builder Buatan Anak Negri

Appnitro.comCukup kaget waktu tau situs ini. Ternyata ini situs sebuah penyedia layanan PHP – Ajax Form Builder. Aplikasi ini dijual dengan harga $39. Pemiliknya adalah Yuniar Setiawan (sarjana Teknik Elektro – Univ. Brawijaya). Dan yang bikin aku kagum, lokasinya bukanlah di Jakarta, Bandung atau kota – kota yang industri IT nya sudah sangat maju di Indonesia. Appnitro ini justru berasal dari Malang. Salut deh buat bung Yuniar ini.

Lihat dari testimoni, dan support forumnya, clientnya justru kebanyakan dari luar negri. Mantap..

Ada lagi anak negri yang bikin kaya gini? *Saya pernah dengar sih tentang ThinkNoLimit, ada yang tau?

Oh iya, Support your local content..!

Mengapa Tidak Ada Media Online yang Mengalahkan Detik? [2]

DetikComTulisan Part[1] ku dikutip sama Pak Nukman (CEO Virtual Consulting). Aku sendiri sebenarnya tidak berniat membuat part [2] nya, tetapi setelah baca komentar di blognya Pak Nukman, aku tergelitik untuk membuat tulisan keduanya. *Ceritanya nyambung komentar saya di Blog Pak Nukman nih. Jadi ada baiknya baca komentar itu dulu, baru sambung kesini..

Untuk OkeZone, Kompas, Perempuan.com, dll saya pernah dengar kabar dari temen2 kalo orang2 dibelakangnya juga mantan orang Detik. CMIIW deh.. Tapi tetap gak menang tuh?

Kalau saya bilang, memang butuh “figur” baru yang bisa mengalahkannya. Bukan mee-too dari Detik. Atau sekadar mengisi kelemahan Detik. Lalu bagaimana? Read More

Planet Komunitas Linux Indonesia & Portal Linux

Artikel ini telah diperbaharui, karena ada beberapa informasi yang kurang akurat (duh jadi malu.. 🙁 )

Planet nya Komunitas Linux Indonesia dah diluncurkan. Tepatnya gak tau kapan. Tapi yang jelas udah up. Alamatnya ada di http://planet.linux.or.id. Web ini meng-agregate postingan dari planetnya website komunitas Linux indonesia (ubuntu-id, fedora-id, opensuse-id, dll). Oh iya, web ini space hostingnya disediakan oleh bung Vavai. Planet.Linux.or.id ini menggunakan Serendipity, tidak seperti Planet.Terasi.Net dan Planet.IATT.web.id yang menggunakan PlanetPlanet.

Dulu (sekitar 1 tahun lalu), aku sudah punya ide untuk buat planet semacam ini. Tetapi ada sedikit hal yang berbeda sih antara ideku dengan yang ada sekarang. Cuma saat itu aku sendiri sedang mengonsep sebuah Website Portal IT (khususnya Linux), dan ini tentunya lebih ke arah bisnis. Nah, aku masih bimbang ide ku waktu itu akan diterapkan di Linux.or.id (seperti sekarang) atau dimasukkan ke konsep Website Portal IT tersebut. Berhubung ada beberapa bagian dari konsep Website Portal IT tersebut yang masih belum terpecahkan, jadinya ide planet tersebut menggantung. *Kalau mau bikin portal yang serius, ternyata rumit juga konsepnya, apalagi dana.., beeeh…! 🙁

Sekarang sih, ide portalnya sudah berubah. Tetapi konsep planet tersebut tetap tertampung disini. Tapi ada perbedaannya. Seperti apa? Tunggu saja tanggal mainnya.. ha..ha. (*lagi mematangkan konsep (lagi..!)).

Tautan terkait : http://willysr.blogspot.com/

Thank buat imtheface atas koreksinya.. 😀

Mengapa Tidak Ada Media Online yang Mengalahkan Detik?

Ini menyambung tulisan saya sebelumnya.

DetikComSebenarnya bukan tidak ada media online yang dibangun dengan mengisi celah – celah yang “dibiarkan” terbuka oleh Detik. Salah satu contohnya (seperti saya tulis sebelumnya) : OkeZone.com. Ya.., selain ini memang nggak ada sih kayanya. Karena yang lainnya (Kompas, Tempo, Media-Indonesia, dll) bukan “murni” dari dunia Online. Mengapa mereka masih belum bisa mengalahkannya?

Jawabannya cukup sederhana. Harus diakui Portal berita itu hidupnya dari iklan. Dan kalau portal berita itu sudah ideal (mengisi celah – celah Detik tadi). Tentu dia bakal mencari pengiklan. Tetapi apa kata pihak pengiklan ketika portal berita yang ideal tadi ditawarkan? Read More

Detikcom yang Tidak Pakai Iklan

DetikComPernah saya baca tulisan begini : “Detik.com itu situs iklan yang ada beritanya !”. Kejam memang. Tapi di satu sisi saya rasa sudah seharusnya memang Detik menanggapi hal ini. Bung Ronny sendiri dalam tulisannya “Detikcom dituntut semua penghuni Apartemen Taman Anggrek”. Memberi kritik yang cukup tajam. Sekaigus mempertanyakan, mengapa tidak ada media lain yang mengisi celah dari Detikcom ini.

Detik banyak iklannya, benar. Detik sering salah tulis, benar. Detik beritanya tidak akurat, sering juga. Detik tidak ada RSS nya, benar juga. Detik teknologi webnya kuno (gak web 2.0), mmmm… bener juga. Dst.. dst… Kalau diteruskan jadi sangat panjang. Lalu sebegitu banyak celah yang diberikan Detik, mengapa belum ada media berita online yang mengalahkan Detik? Bahkan OkeZone yang di-backing-i oleh grup MNC saja belum bisa?

Sebagian besar orang yang mengakses internet di Indonesia, bukanlah advance user. Jadi mereka sudah cukup puas dengan apa yang disajikan oleh Detik.com. Dan semakin orang akrab dengan internet (biasanya juga orang yang taraf hidupnya cukup), tentu tingkat kepuasannya akan media juga meningkat. Ia tidak mau apa yang dia baca dijejali dengan iklan. Maka Agrakom pun melahirkan DetikPortal.com yang isinya “katanya” tidak pakai iklan, dan isinya lebih akurat. Tetapi, untuk bisa mengakses isinya anda harus berlangganan. Biayanya seingat saya Rp.50ribu per bulan.

Pay more to get more.. (mungkin gitu kali ya semboyannya Detik)

Oh iya.., tulisan ini bersambung.. baca tulisan saya berikutanya..